Demokrat Tantang Kubu 01 dan 03 Tunjukkan Kecurangan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024
Rumah pemilu | 1 Maret 2024, 02:05 WIBJAKARTA, KOMPAS TV - Ketua DPP Partai Demokrat Herman Khaeron meminta kepada pendukung capres nomor urut 1 Anies Baswedan dan capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo untuk menunjukkan bukti kecurangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024.
Hal ini menanggapi permintaan kubu Anies dan Ganjar agar DPR menggulirkan hak angket untuk menyelidiki dugaan kecurangan di Pemilu 2024.
"Catatan saya, sebetulnya kalau kemudian dianggap oleh pihak 01 dan 03 bahwa Pak Prabowo dan Mas Gibran ada kecurangan, di mana? Tunjukkan," kata Herman di gedung DPR, Jakarta, Kamis (29/2/2024).
Baca Juga: Relawan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Deklarasi Bersama Tolak Pilpres Curang
Ia mengatakan, Prabowo memang presiden pilihan rakyat Indonesia, karena dirinya menanyakan langsung ke masyarakat saat reses di dapilnya.
"Jadi optimisme yang terbangun dalam diri saya justru waktu itu, ini pak Prabowo bakal jadi presiden. Karena apa? Fakta di lapangan hampir mayoritas masyarakat yang saya datangi mengatakan hal yang sama yaitu mendukung 02."
"Menurut saya sebetulnya fakta. Bahkan kalau saya memprediksi, justru semestinya pak Prabowo dan mas Gibran lebih daripada 60 persen kemenangannya. Karena kemanapun saya pergi, kemanapun saya sosialisasi bahkan bukan hanya di dapil saya, saya juga ke dapilnya kawan-kawan yang lain, saya juga bertanya kepada kawan-kawan yang lain, hampir sama," katanya.
Ia mengimbau kepada kubu Anies dan Ganjar agar menerima kekalahan dengan lapang dada. Sebab, bila nantinya hak angket bergulir pun tak akan mengubah hasil pilpres.
"Menurut saya itu adalah fakta, itu adalah realitas saat ini kecenderungan masyarakat sebagian besar memang memilih Pak prabowo dan mas Gibran. Lantas kecurangannya di mana? Apalagi dihubung-hubungkan nanti dengan persoalan politik politis yang ada di DPR melalui hak angket," ujarnya.
Sebelumnya, sejumlah orang yang mengatasnamakan relawan calon presiden-wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD, mendeklarasikan menolak hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Mereka menamakan diri Gerakan Rakyat Tolak Pilpres Curang 2024, dan menyampaikan sejumlah poin dalam pernyataan sikapnya, Rabu (28/2/2024).
Salah atu inisiator Rakyat Tolak Pilpres Curang, Winston Herlanjaya, mengatakan demokrasi harus diselamatkan.
“Demokrasi harus diselamatkan, negara dalam keadaan menyimpang dari arah demokrasi. Penyalahgunaan wewenang dari Presiden Joko Widodo telah mengkhanati rakyat Indonesia, pemilu curang, dan cara-cara korupsi, kolusi, dan nepotisme, ucapnya di Gedung Gerakan Bhineka Nasionalis, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, dikutip dari YouTube Kompas.com.
Seorang perempuan peserta kegiatan tersebut kemudian membacakan enam poin pernyataan sikap, termasuk mendukung DPR untuk melaksanakan proses tahapan pemilu putaran kedua yang hanya diikuti oleh paslon nomor urut 1 dan 3.
Berikut isi pernyataan sikap yang dibacakan tersebut:
1. Menolak cara-cara curang pemilu 2024 yang dilakukan oleh oknum rezim yang melibatkan penyelenggara pemilu.
2. Menolak hasil pilpres 2024 dari hasil KKN dan pelanggar konstitusi, dan juga mendesak DPR RI untuk melakukan usulan diskualifikasipada capres dan cawapres hasil Pilpres 2024 tersebut.
3. Mendesak dengan segera kepada DPR RI untuk melakukan hak angket, memanggil Presiden Joko Widodo untuk segera diperiksa.
4. Demi kebaikan bangsa dan negara kami perwakilan berjuta pendukung, baik dari 01 dan 03 mendesak DPR RI untuk melakukan pemakzulan kepada Presiden Jokowi atas tindakan tidak netral dalam Pilpres 2024.
5. Mendesak kepada DPR untuk memanggil dan memeriksa semua komisioner KPU yang terlibat pada pemilu curang.
Baca Juga: Ketua Majelis Pertimbangan PPP: Kami Dukung Hak Angket DPR Usut Dugaan Kecurangan Pemilu 2024
6. Mendukung Dewan Perwakilan Rakyat untuk melakukan proses tahapan pemilu putaran kedua yang diikuti oleh pasangan 01 dan 03.
Penulis : Fadel Prayoga Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV