Rotavirus Jadi Penyebab Terbanyak Kasus Diare Anak, Kemenkes Tekankan Pentingnya Imunisasi
Humaniora | 23 Februari 2024, 09:48 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Dokter spesialis anak Ariani Dewi Widodo mengatakan, Rotavirus adalah penyebab terbanyak kasus diare pada bayi dan anak yang kurang dari dua tahun, yaitu sebanyak 90 persen. Sedangkan 10 persen di antaranya karena penyebab lain.
Hal itu ia sampaikan dalam konferensi pers yang disiarkan Kementerian Kesehatan di Jakarta, Kamis (22/2/2024).
"Sekali kena infeksi Rotavirus, diarenya itu lumayan parah, lumayan berat. Jadi dia diare hebat, bisa 15 kali, 20 kali sehari, muntah-muntah hebat, sakit perut, demam," kata Ariani.
Ia melanjutkan, diare akibat Rotavirus menyebabkan dehidrasi berat. Jika tak ditangani dengan baik, bisa menyebabkan kematian. Sebagai informasi, diare adalah penyebab kematian anak tertinggi kedua di Indonesia, setelah Pneumonia.
Baca Juga: Dear Orang Tua, Ini lo Alasan Bayi dan Anak Wajib Imunisasi Lengkap | SINAU
Ariani menjelaskan, penyebaran Rotavirus adalah melalui kontak fisik dengan tinja yang terinfeksi, atau melalui makanan dan minuman yang tidak bersih. Oleh karena itu, buang air besar harus dilakukan di toilet.
"Kemudian harus dibersihkan dengan baik dan jangan lupa setelahnya cuci tangan yang bersih dengan sabun. Ingat, cuci tangan itu enggak boleh cepat-cepat," ujarnya.
Secara umum, pencegahan infeksi Rotavirus bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan. Tetapi, Rotavirus memiliki karakteristik tersendiri, di mana virus itu bisa bertahan lebih baik dibanding yang lainnya. Virus itu dapat menempel di mainan, atau benda-benda lain yang digunakan anak.
Hal itu terbukti di mana angka kasus diare akibat rotavirus di negara maju yang mungkin lebih bersih dibandingkan dengan negara berkembang, ternyata tidak terlalu jauh berbeda.
Baca Juga: Bertambah Lagi, Kemenkes Laporkan Sudah 94 Petugas Pemilu 2024 Meninggal Dunia
Maka pencegahan tambahan adalah dengan memberikan vaksin rotavirus. Imunisasi tersebut diberikan saat anak masih bayi, mulai dari usia enam minggu hingga enam bulan.
"Jadi, dosis pertama tidak boleh diberikan lebih dari usia 3 bulan. Dan mulai diberikannya usia 1,5 bulan. Kalau sudah dosis pertama, maka dosis kedua dan ketiga boleh diberikan, sampai dengan usia 6 bulan," tuturnya.
Berdasarkan panduan Kementerian Kesehatan, pemberian imunisasi Rotavirus (RV) direkomendasikan sebanyak 3 kali. Yakni saat bayi berusia 2, 3 dan 4 bulan, guna memberikan perlindungan yang tinggi dan merata.
Baca Juga: Awas! Ketiak Hitam Bisa Jadi Tanda 4 Penyakit Ini
Di Indonesia, imunisasi RV sudah diberikan tahun 2022. Awalnya, imunisasi RV mencakup 21 kabupaten/kota di Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat.
Namun, untuk mempercepat penurunan kesakitan dan kematian akibat diare, Kementerian Kesehatan memperluas pemberian imunisasi RV di seluruh Indonesia sejak 2023. Imunisasi Rotavirus juga saat ini sudah ditambahkan dalam daftar imunisasi wajib nasional untuk anak-anak Indonesia.
Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti
Sumber :