Angin Kencang di Rancaekek Bandung Puting Beliung atau Tornado? Ini Penjelasan BMKG
Peristiwa | 22 Februari 2024, 13:33 WIBMenurut catatan BMKG, kondisi angin di sekitar Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat terukur pada saat jam kejadian mencapai 36,8 km/jam.
Baca Juga: Detik-Detik Angin Puting Beliung Terjang Rancaekek-Jatinangor, Rusak Atap Bangunan
Guswanto menambahkan, fenomena puting beliung telah terjadi beberapa kali di wilayah Bandung. Misalnya, pada 5 Juni 2023 puting beliung terjadi di Desa Bojongmalaka, Banjaran pada Oktober 2023; Ciparay pada Desember 2023; serta di Parongpong Bandung Barat pada 18 Februari 2024.
Diberitakan sebelumnya, Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin menyebut, angin kencang yang terjadi di Rancaekek bisa jadi sebagai tornado pertama di Indonesia.
Erma mengatakan, pihak BRIN berupaya merekonstruksi dan menginvestigasi angin tornado yang melanda wilayah tersebut pada Rabu sore (21/2/2024).
Ia mengungkapkan bahwa BRIN melalui Kajian Awal Musim Jangka Madya Wilayah Indonesia (KAMAJAYA) sudah memprediksi peristiwa cuaca ekstrem yang terjadi di Indonesia pada 21 Februari 2024.
"Jadi bagaimana, kalian sudah percaya sekarang kalau badai tornado bisa terjadi di Indonesia? KAMAJAYA sudah memprediksi "extreme event" 21 Februari 2023," kata Erma melalui akun X miliknya, Rabu.
Lebih lanjut, Erma menjelaskan, tornado memiliki skala kekuatan angin yang lebih tinggi dan radius lebih luas. Angin tornado minimal kecepatannya mencapai 70 kilometer per jam.
Baca Juga: Angin Puting Beliung Terjang Kabupaten Bandung: 10 Rumah Rusak, 48 Jiwa Terdampak
Sementara itu dalam kajian BRIN, angin puting beliung terkuat yang pernah tercatat memiliki kecepatan 56 kilometer per jam.
Menurut Erma, kasus puting beliung yang biasa terjadi di Indonesia hanya berlangsung sekitar 5 sampai 10 menit, itu pun sudah sangat lama.
"Hanya ada satu kasus yg tidak biasa ketika puting beliung terjadi dalam durasi 20 menit di Cimenyan pada 2021," paparnya.
Penulis : Dian Nita Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV