Soal Jokowi Disebut Gelontorkan Ratusan Triliun Dana Bansos, Begini Kata Timnas Anies Muhaimin
Politik | 5 Februari 2024, 13:19 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Timnas Anies-Muhaimin sebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) gelontorkan ratusan triliun untuk bantuan sosial (bansos) di saat jelang pemilu demi memenangkan Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024.
Hal tersebut disampaikan oleh Jubir Timnas Amin, Sulfikar Amir dalam dialog Sapa Indonesia Pagi KOMPAS TV, Senin (5/2/2o24).
“Ketika kepentingan dari anak Pak Jokowi itu menjadi sangat krusial, beliau mengambil keputusan menggelontorkan ratusan triliun untuk dana bansos tahun ini yang sebenarnya itu timing-nya juga tidak pas,” ucap Sulfikar.
“Jadi kita bisa melihat secara gamblang bagaimana Bansos ini dijadikan instrumen politik oleh Pak Jokowi untuk memenangkan anak beliau. Ini sangat-sangat tidak etis, karena sebagai seorang pemimpin negara, sebagai seorang presiden republik ini, dia mestinya mengedepankan kepentingan seluruh bangsa, bukan kepentingan anak dan keluarga,” katanya.
Baca Juga: Butet: Andai Saya Dipenjara, Itu Proses Pembusukan Demokrasi yang Dilakukan Pak Jokowi
Jurnalis KOMPAS TV Radi Saputro bertanya dalam dialog tersebut kepada Sulfikar, kenapa Capres nomor 1 Anies Baswedan tidak bertanya langsung di Debat kelima kepada capres Prabowo Subianto yang merupakan pasangan maju Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024.
Sulfikar menjawab, perihal politisasi bansos tidak dikonfirmasi Anies kepada Prabowo karena ada isu lain yang mungkin lebih penting untuk diutarakan saat debat.
“Ada time limit juga dan ada beberapa isu yang mungkin lebih penting untuk diutarakan dibanding ini,” jawab Sulfikar.
Sulfikar lebih lanjut menyampaikan apa yang dilakukan Presiden Jokowi terkait bansos sebagai hal yang ironis.
Ia pun membandingkan dengan sikap Jokowi ketika Pandemi Covid-19 yang menurutnya tidak menyelamatkan ribuan nyawa rakyat.
Baca Juga: Butet Sindir Projo Pansos karena Laporkan Dirinya ke Polisi: Pantun Itu Kebebasan Berekspresi
“Adalah sangat ironis ketika Bansos pada saat sekarang ini diberikan jauh lebih besar daripada hanya pada masa pandemi. Ini sebenarnya sangat menyakitkan,” ucap Sulfikar.
“Mungkin warga Indonesia masih ingat bagaimana Pak Jokowi itu mengambil keputusan untuk tidak melockdown Jakarta, untuk menyelamatkan ribuan nyawa warga Indonesia dari ancaman pandemi pada saat itu, dan alasannya karena tidak ada dana yang cukup, padahal cuma sekitar Rp50 sampai dengan Rp100 triliun,” imbuhnya.
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV