Disebut Gibran saat Debat Cawapres, Berikut Total Harta Kekayaan Tom Lembong Co-Captain Timnas AMIN
Peristiwa | 22 Januari 2024, 17:48 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Thomas Lembong, atau yang akrab disapa Tom Lembong, menjadi topik yang sedang tren setelah namanya disebut-sebut oleh Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka dalam debat Capres-Cawapres pada Minggu (21/1/2024) malam.
Dalam sesi debat tersebut, Gibran mengungkapkan bahwa Cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, diduga mencontek catatan yang dibuat oleh Tom Lembong.
Tom Lembong, yang lebih dikenal sebagai mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), ternyata pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan Indonesia dari 12 Agustus 2015 hingga 27 Juli 2016.
Dalam perjalanan politiknya, saat ini Tom Lembong tercatat sebagai bagian dari Tim Nasional Anies-Muhaimin (Timnas AMIN).
Sebagai seorang mantan menteri, Tom Lembong telah memenuhi kewajibannya untuk melaporkan Harta Kekayaannya sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (UU PNBKKN).
Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) menjadi bagian krusial dalam upaya pencegahan korupsi, dengan penyampaian LHKPN dilakukan setiap tahun, pada tanggal 31 Maret tahun berikutnya.
Berdasarkan data dari laman e-LHKPN pada Senin, 22 Januari 2024, Tom Lembong terakhir kali melaporkan Harta Kekayaannya pada 30 April 2020, khususnya saat menjabat sebagai Kepala BKPM.
Dari laporan tersebut, terungkap bahwa total Harta Kekayaan Tom Lembong mencapai Rp101 Miliar, dengan surat berharga menjadi penyumbang terbesar. Meskipun demikian, dalam LHKPN-nya, Tom Lembong tidak memiliki kepemilikan tanah dan bangunan, alat transportasi, serta mesin.
Dalam LHKPN itu Tom Lembong juga memiliki hutang sebesar Rp86 juta.
Baca Juga: Panas! Saling Sindir Cak Imin VS Gibran: Singgung Etika, Ijazah Palsu hingga 'Cawapres Tak Paham'
Berikut rincian Harta Kekayaan Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong
- TANAH DAN BANGUNAN Rp----
- ALAT TRANSPORTASI DAN MESIN Rp----
- HARTA BERGERAK LAINNYA Rp180.990.000
- SURAT BERHARGA Rp94.527.382.000
- KAS DAN SETARA KAS Rp2.099.016.322
- HARTA LAINNYA Rp4.766.498.000
- Sub Total Rp101.573.886.322
- HUTANG Rp86.895.328
- TOTAL HARTA KEKAYAAN Rp101.486.990.994
Awal Karir Tom Lembong
Tom Lembong menerima gelar Bachelor of Arts di bidang arsitektur dan desain perkotaan dari Universitas Harvard pada tahun 1994.
Ia memulai karirnya di Divisi Ekuitas Morgan Stanley (Singapore) Pte. Ltd pada tahun 1995. Tom bekerja sebagai bankir investasi di Deutsche Securities Indonesia dari tahun 1999 hingga 2000.
Ia kemudian menjabat sebagai kepala divisi dan wakil presiden senior di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) dari tahun 2000 hingga 2002 dan bekerja di Farindo Investments dari 2002 hingga 2005.
Sebelum diangkat menjadi anggota kabinet, Ia adalah salah satu pendiri, Chief Executive Officer, dan Managing Partner di Quvat Management Pte. Ltd, sebuah dana ekuitas swasta yang didirikan pada tahun 2006.
Tom Lembong menjabat sebagai presiden komisaris PT Graha Layar Prima Tbk (BlitzMegaplex) dari tahun 2012 hingga 2014.
Ia juga terpilih sebagai Pemimpin Muda Global oleh Forum Ekonomi Dunia pada tahun 2008. Ia dianugerahi Asia Society Australia-Victoria Distinguished Fellowship pada tahun 2017.
Penulis Pidato Jokowi
Melansir Kontan.id, kedekatan Tom Lembong dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi sudah terjadi sejak ayah Gibran ini menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Pada tahun 2013, Tom Lembong adalah penasihat ekonomi dan penulis pidato Jokowi. Hingga Jokowi menjadi Presiden RI, Tom Lembong tetap dibelakang Jokowi.
Tom Lembong adalah orang di balik layar yang menulis beberapa pidato Presiden Jokowi yang paling ikonik.
Salah satunya adalah pidato “Game of Thrones” pada pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali pada tahun 2018, dan pidato “Thanos” yang disampaikan Kepala Negara saat berbicara di Forum Ekonomi Dunia.
Baca Juga: Rian Fahardhi Beberkan Pengaruh Debat Pilpres Terhadap Keputusan Memilih Gen Z
Penulis : Kiki Luqman Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV, Kontan