TPN Ingatkan Presiden agar Tak Cawe-Cawe Terlalu Jauh: Jangan Downgrade Jadi Ketua Timses
Rumah pemilu | 9 Januari 2024, 18:43 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Masinton Pasaribu selaku juru bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, mengingatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar tidak cawe-cawe terlalu jauh dalam Pilpres 2024.
Ia menanggapi komentar Presiden Jokowi terkait debat capres pada Minggu (7/1/2024) lalu dalam dialog Kompas Petang yang ditayangkan Kompas TV, Selasa (9/1/2024).
“Sudahlah presiden nggak usah cawe-cawe, nggak usah men-downgrade diri menjadi ketua umum tim sukses, presiden bangga aja sebagai kepala negara dan pemerintahan,” kata Masinton.
“Kalau presiden cawe-cawe terlalu jauh, rakyat tidak diam. Kita ingatkan, bisa dipecat itu lho, kedaulatan ada di tangan rakyat.”
Masinton mengatakan presiden merupakan kepala negara dan pemerintahan, sehingga harus berdiri di atas semua kepentingan.
Baca Juga: Jokowi Jawab Anies yang Heran Presiden Komentari Debat Capres: Saya Berbicara untuk Ketiga Calon
“Dia harus berdiri di atas seluruh kepentingan rakyat dan seluruh kepentingan siapa pun, karena presiden adalah kepala negara dan pemerintahan. Bukan mendegradasi diri menjadi ketua umum tim sukses, gitu lho,” ungkapnya.
“Terjadi pergeseran dari presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan men-downgrade diri dan jabatannya menjadi ketua umum tim sukses,” tambahnya.
Masinton juga menyinggung soal pertemuan-pertemuan yang dilakukan Jokowi dengan capres nomor urut 2 yang juga Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan pada akhir pekan lalu.
Golkar dan PAN diketahui mengusung Prabowo dalam Pilpres 2024.
Masinton mengatakan pertemuan-pertemuan yang terjadi sebelum Jokowi berkomentar tentang debat capres itu merupakan pertemuan antara ketua umum tim sukses dan ketua-ketua tim kampanye.
“Jadi yang lain-lainnya itu kemarin kumpul antarketua saja, begitu lho, yang kalau tadi disampaikan Pak Mardani (jubir Timnas Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Mardani Ali Sera), ketemu makan siang, itu pertemuan antara ketua umum tim sukses dengan ketua-ketua tim kampanye.”
“Jadi ini pemilu ranahnya KPU, Bawaslu, maka dalam sistem pemilu di era reformasi demokrasi 25 tahun kita, penyelenggara pemilunya itu independen, dari KPU dan Bawaslu yang dipilih dari unsur masyarakat,” bebernya.
Ia mengingatkan, dalam sistem negara demokrasi, pemilu diselenggarakan oleh elemen masyarakat karena merupakan perwujudan kedaulatan rakyat.
“Tidak ada unsur pemerintah di sana.”
Baca Juga: Dikritik Jokowi, KPU Tegaskan Tak akan Ubah Format Debat Capres-Cawapres 2024
Sebelumnya, Jokowi berpendapat debat ketiga Pilpres 2024 atau debat kedua capres pada Minggu (7/1/2024), tidak memperlihatkan substansi visi dan misi para kandidat.
Bahkan, menurut dia, debat tersebut justru memperlihatkan sikap saling menyerang.
"Yang pertama, saya memang melihat substansi dari visinya malah tidak kelihatan. Yang kelihatan justru saling menyerang, yang sebetulnya enggak apa-apa, asal (itu soal) kebijakan. Asal policy. Asal visi ya enggak apa-apa," ujar Jokowi di Serang, Banten, Senin (8/1/2024).
Tapi, lanjut dia, jika serangan mengarah pada pribadi atau personal, yang tidak berhubungan dengan konteks debat, itu justru kurang mengedukasi masyarakat.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV