> >

Analisis Drone Emprit: Setelah Debat Prabowo Terima Sentimen Negatif Terbesar

Rumah pemilu | 8 Januari 2024, 21:57 WIB
Ismail Fahmi menyebut pascadebat ketiga Pilpres 2024, Minggu (7/1/2024), calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto menerima sentimen negatif terbesar di media sosial X (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Pascadebat ketiga Pilpres 2024, Minggu (7/1/2024), calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto menerima sentimen negatif terbesar di media sosial X (dulu Twitter).

Analisis mengenai besarnya sentimen negatif yang diterima Prabowo tersebut disampaikan oleh Ismail Fahmi, pendiri Drone Emprit, dalam dialog Sapa Indonesia Malam, Senin (8/1/2024).

“Dari hasil debat semalam, seperti tadi sudah disampaikan ya, persentase paling jelas memang Pak Prabowo mendapatkan sentimen negatif yang paling besar,” kata Ismail.

“Itu didorong oleh terutama dari sisi emosi ya, mudah terpancing.”

Ia menambahkan, diksi ‘Omon-omon’ yang diucapkan Prabowo dalam debat tersebut memberikan sentimen positif namun juga sekaligus negatif.

Diksi ‘Omon-omon’ memberikan dampak positif karena dianggap memberikan percakapan yang bersifat jenaka.

“Omon-omon itu memberikan dampak positif karena memberikan percakapan yang sifatnya jenaka, tapi di sisi yang lain omon-omon itu dilihat sebagai bentuk ekspresi yang mudah terpancing,” tuturnya.

Baca Juga: Respons Ganjar soal Ajakan Prabowo Bicara Data Pertahanan di Luar Debat Capres

“Kemudian ada yang menilai ini seperti omong tapi nggak bisa, jadi omon, seperti kena stroke atau apa, ada yang menilai seperti itu juga, jadi itu berdampak secara negatif.”

Beberapa tanggapan Prabowo yang menyatakan setuju terhadap pernyataan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo, juga disebut dilihat sebagai hal negatif untuk Prabowo.

“Pak Prabowo juga setuju dengan Ganjar, itu dilihat sebagai hal yang negatif, dan juga terutama soal Gaza.”

“Pernyataan Pak Prabowo terkait Gaza, pada saat bilang bahwa negara yang tidak memiliki angkatan perang yang kuat seperti Gaza akan mudah dijajah,” ujarnya.

Di sisi lain, lanjut Ismail, Anies Baswdedan mendapat sentimen positif terbesar, mirip dengan Ganjar.

“Terutama itu dilihat sejak sesi pertama, dia menghentak dengan memberikan visi misi, tapi habis itu langsung seperti menyerang. Jadi, lebih lugas di situ, nah itu memberikan sentimen positif yang tinggi.”

“Sehingga ada salah satu ekspresi ‘Let him cook’, kalau dalam bahasa Inggris kan seperti itu, kalau dalam Bahasa Indonesia mungkin digoreng,” tuturnya.

Hal itu, lanjut Ismail, diikuti oleh Ganjar yang  awalnya lebih santai dan terlihat seperti main aman, namun di akhir juga merespons seperti Anies. “Hal ini memberikan sentimen yang positif bagi Anies dan Ganjar.”

Tetapi, kata Ismail, ada yang menarik sebenarnya pascadebat, yakni adanya perbedaan respons warganet di X dan TikTok.

“Apa yang kita tampilkan di sini kan hasil dari Twitter, kalau di dunia TikTok ini beda lagi. Di TikTok itu lebih banyak pascadebat tidak dipakai untuk membahas yang sifatnya substansial.”

“Di TikTok lebih memakai perasaan, jadi kayak ketika Pak Prabowo tampil nilai skornya rendah tadi, tapi dirasakan sebagai sosok yang kena serangan ramai-ramai, itu istilahnya jadi victim,” ujarnya.

Hal itu menurut Ismail, menimbulkan emosi, bahkan banyak netizen yang mengunggah video mereka sedang menangis.

Baca Juga: Survei Litbang Kompas: 10,5 Persen Responden Berubah Pilihan Usai Debat Ketiga Capres 2024

“Banyak netizen itu memperlihatkan video mereka lagi menangis, lagi kasihan pada Pak Prabowo, gitu. Jadi malah bukannya membuat mereka berubah pikiran untuk tidak mendukung Prabowo, di situ saya lihat mereka malah makin kuat.”

“Jadi, di antara mereka yang sudah mendukung, sepertinya debat ini tidak banyak melakukan perubahan. Menang atau kalah di dalam debat itu semakin menguatkan mereka,” ujarnya.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU