Bertemu Petani di Blora, Ganjar Sebut Pupuk Bersubsidi Langka karena Subsidinya Dikurangi
Rumah pemilu | 4 Januari 2024, 13:37 WIBBLORA, KOMPAS.TV – Calon presiden (capres) RI nomor urut 3, Ganjar Pranowo, menyebut pupuk bersubsidi langka karena subsidinya setiap tahun dikurangi.
Hal itu disampaikan Ganjar saat bertemu para petani di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Kamis (4/1/2024).
“Pupuk kenapa langka? Karena tiap tahun kalau nggak salah sekitar tiga tahun terakhir ya, itu subsidinya memang dikurangi,” katanya, dipantau dari Breaking News Kompas TV.
Mantan gubernur Jawa Tengah itu kemudian bertanya kepada warga yang hadir dalam kegiatan itu, apakah mereka mau subsidinya ditambah. Hadirin serentak menjawab mau.
Ganjar kemudian menjelaskan, stok pupuk akan terus kurang jika kuotanya tidak ditambah.
“Maka bapak ibu, mau pakai KTP, mau pakai kartu tani atau apa pun, kalau subsidinya tidak ditambah ya kurang,” katanya.
Baca Juga: Anies, Prabowo, Ganjar Adu Gagasan Berebut Suara Santri, Siapa Paling Relevan?
Dalam kesempatan itu, Ganjar juga menceritakan dirinya sudah berkeliling ke sejumlah daerah di Indonesia.
Saat berkunjung ke daerah-daerah tersebut, lanjutnya, ia selalu bertanya kepada masyarakat, khususnya para pedagang beras, tentang harga beras di daerah mereka.
“Saya itu keliling ke seluruh Indonesia, ketemu petani, ketemu masyarakat, ketemu pedagang beras. Saya ke pasar, saya tanya pedagang beras, rata-rata perempuan ya, 'Bu, berasnya harganya berapa?'”
Rata-rata, ungkap Ganjar, para pedagang menjawab bahwa harga beras termurah sekitar Rp14 ribu hingga Rp15 ribu per kilogram.
“Rata-rata yang paling murah Rp14 ribu. Tadi di Blora saya mendengar ada yang Rp13 ribu. Yang Rp12 ribu ada nggak? “ tanyanya, yang dijawab oleh warga bahwa ada beras seharga itu.
Warga mengatakan dulu harga beras yang saat ini dijual dengan harga Rp13 ribu hingga Rp14 ribu per kilogram hanya berkisar Rp7 ribu hingga Rp9 ribu. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, harganya meningkat.
Ganjar menjelaskan mengapa ia selalu menanyakan harga beras, karena ada kaitannya dengan produksi.
“Kenapa ini saya tanya, ini ada urut-urutannya, kok nggak turun-turun harga berasnya ada apa? Jangan-jangan memang kita suplainya kurang.”
“Saya tanya yang suplai siapa? Petani. Terus saya tanya petani, kenapa? Persoalannya ada yang ngomong pupuknya kurang, ada hama, airnya kurang dan macam-macam,” tambahnya.
Ia lalu mengatakan pihak yang berhak membeli atau menerima pupuk bersubsidi adalah petani yang luas sawahnya di bawah dua hektare.
Petani yang memiliki sawah di atas dua hektare, lanjut Ganjar, tidak diperbolehkan membeli pupuk subsidi.
Baca Juga: [FULL] Ini Janji Ganjar Saat Dengar Aspirasi Petani dan Warga Blora
“Boleh nggak mereka membeli? Yang punya lahan 10 hektare boleh nggak membeli pupuk subsidi? Tidak boleh karena tadi ketentuannya maksimum.”
“Maka kenapa kok saya buat kartu tani, agar kita tahu bahwa petani kita itu datanya bisa dibaca. Siapa yang punya lahan di bawah dua hektare? Ya panjenengan-panjenengan (Anda-Anda, red) ini,” bebernya.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV