> >

Berkunjung ke Ciamis, Anies Sebut Perubahan Hanya Direspons oleh Mereka yang Lemah dan Terkalahkan

Rumah pemilu | 4 Januari 2024, 11:40 WIB
Capres RI nomor urut 1 Anies Baswedan saat menghadiri acara Aminkeun Ciamis, di Ciamis, Jawa Barat, Kamis (4/1/2024). (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

CIAMIS, KOMPAS.TV – Calon Presiden (Capres) RI nomor urut 1 Anies Baswedan mengenang saat awal menggaungkan perubahan dan hanya direspons oleh mereka yang lemah, tersingkirkan, dan terkalahkan.

Anies mengatakan, hal itu saat menghadiri kegiatan Am1nkeun Ciamis, di Ciamis, Jawa Barat, Kamis (4/1/2024).

Dalam sambutannya, Anies mengatakan, dirinya bersyukur bisa kembali hadir di Ciamis setelah pada November 2022 mengunjungi  daerah itu.

Saat awal menggaungkan wacana perubahan, kata dia, banyak orang yang tidak menginginkan perubahan.

Baca Juga: 13 Satpol PP Garut Dukung Gibran: Bawaslu Turun Tangan, Moeldoko dan Mahfud Beda Pendapat

“Ketika kita mengatakan perubahan, banyak yang mengatakan, “Pak, orang tidak mau perubahan”,” kata Anies.

“Ketika kita bicara perubahan, banyak sekali yang bilang jangan. Yang merespons kata perubahan dan rencana perubahan adalah yang lemah, yang tersingkirkan, yang terkalahkan,” imbuhnya.

Mereka, lanjut Anies, melihat perubahan sebagai harapan.

Sedangkan mereka yang merasakan kenyamanan tidak menginginkan perubahan.

“Semua melihat perubahan itu sebagai harapan, sementara mereka yang merasakan kenyamanan, mereka yang merasakan kehidupan yang baik, mereka tidak mengatakan kami ingin perubahan, itu dulu,” tuturnya.

Ketika bicara tentang perubahan, lanjut Anies, maka keluarga yang hidupnya sulit yang paham apa itu perubahan, juga anak-anak muda yang menginginkan lapangan pekerjaan yang menginginkan perubahan.

“Tapi mereka yang merasa mapan yang tidak menginginkan perubahan.  Tapi apa yang terjadi? Beberapa bulan ini dipertontonkan bahwa negeri ini seakan memasuki persimpangan jalan,” katanya.

“Persimpangan jalan apa? Persimpangan akan menjadi negara hukum atau negara kekuasaan,” lanjutnya.

Negara hukum, kata Anies, adalah di mana penguasa dikendalikan oleh hukum.

Sedangkan negara kekuasaan adalah di mana hukum dikendalikan oleh penguasa.

“Yang kita saksikan akhir-akhir ini adalah hukum ditepuk-tepuk oleh penguasa, praktik korupsi dibiarkan longgar dan sekarang sudah mulai banyak yang menyadari, ya perubahan itu bukan cuma soal ekonomi,” ujarnya.

Baca Juga: Capres Anies Ingatkan Pentingnya Netralitas Aparat Desa

“Perubahan itu adalah mengembalikan marwah kehidupan bernegara. Jadi hari ini keadaran tentang perubahan sudah jauh lebih luas,” bebernya.

Anies mengaku ingin agar Indonesia lebih adil dan makmur untuk semua kalangan, bukan hanya untuk sebagian orang.

“Adil makmur untuk semua. Itu sebabnya slogan kita adil makmur untuk semua, bukan untuk sebagian,” imbuhnya.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU