> >

Penjelasan BMKG soal Cuaca Jadi Lebih Panas Akhir-akhir Ini, Ada Dampak El Nino

Peristiwa | 17 Desember 2023, 12:47 WIB
Ilustrasi panas terik matahari. (Sumber: Freepik)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Netizen di media sosial baru-baru ini ramai membahas tentang perubahan cuaca yang kembali panas di beberapa wilayah di Indonesia.

Pertanyaan muncul mengapa setelah periode sejuk akibat hujan, kini kondisi cuaca berubah menjadi panas dan terik kembali, seperti yang dibahas oleh pengguna akun @undipmenfess.

“Perasaan kemarin Semarang suasananya enak udh mulai adem sejuk, kok skrg panas lagi yaa. Mana panas bgt uuu, kalian ngerasa sama gasii? -dips!” tulis akun tersebut, Sabtu (16/12/2023).

Baca Juga: BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem di Akhir Tahun, Masyarakat Diimbau Cek Sebelum ke Gunung atau Pantai

Penjelasan BMKG tentang Cuaca Panas

Menanggapi keheranan netizen, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengkonfirmasi adanya peningkatan suhu di beberapa wilayah dalam beberapa hari terakhir.

Menurut Guswanto, perubahan cuaca panas di beberapa wilayah di Indonesia disebabkan oleh dinamika atmosfer yang kompleks, termasuk dampak El Nino dan Dipole Mode Positif, serta distribusi curah hujan yang belum merata.

“Kondisi tersebut tentunya dipengaruhi oleh kondisi dinamika atmosfer di mana dalam beberapa hari terakhir aktivitas fenomena atmosfer yang cukup berpengaruh terhadap peningkatan curah hujan,” ujar Guswanto, Minggu (17/12).

Baca Juga: Gempa Darat 4,5 M Guncang Tegal, BMKG Imbau Masyarakat Waspada Gempa Susulan

Guswanto melanjutkan, fenomena El Nino Moderat dan Dipole Mode Positif juga berpengaruh pada penurunan curah hujan di Indonesia.

Analisis kondisi iklim global menunjukkan nilai NINO 3.4 sebesar +1.70 dan nilai Southern Oscillation Index (SOI) sebesar -6.0, yang mengindikasikan adanya El Nino Moderat.

Selain itu, nilai Dipole Mode Index (DMI) sebesar +1.21 menandakan kondisi Dipole Mode Positif.

Baca Juga: Kondisi Setelah Gempa Bumi di Sukabumi, Ini Laporan BPBD dan BMKG

“Kondisi El Nino Moderate dan Dipole Mode Positif menunjukkan potensi curah hujan rendah untuk wilayah Indonesia,” ungkapnya.

Dari hasil analisis kondisi regional per tanggal 16 Desember 2023, terlihat bahwa distribusi curah hujan di Indonesia belum merata.

Hal ini berkontribusi pada kembali panasnya cuaca, karena hujan yang seharusnya mengurangi hawa panas tidak terjadi secara merata di seluruh wilayah.

Pihak BMKG juga melakukan analisis Outgoing Longwave Radiation (OLR), Madden Julian Oscillation (MJO), dan aktivitas gelombang ekuator yang menunjukkan adanya peningkatan aktivitas konvektif di beberapa wilayah, termasuk Sulawesi Tenggara dan Papua.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca DKI Jakarta Cerah Berawan, Sejumlah Kota Besar Diguyur Hujan

Namun, potensi curah hujan yang tidak merata dan terbatas pada beberapa wilayah juga menjadi faktor yang menyebabkan cuaca panas di wilayah lain.

“Pantauan daerah konvergensi menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan pertumbuhan awan hujan di Laut Natuna, Sumatera bagian utara dan tengah, Kalimantan bagian selatan, Selat Makassar, Sulawesi bagian selatan, Laut Flores, Laut Banda, dan Laut Arafura, NTT dan Maluku,” pungkasnya.

Penulis : Danang Suryo Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU