> >

Ratusan Ribu Ton Plastik Bocor ke Laut, Delegasi 22 Negara APEC Diperkenalkan Bioplastik Singkong

Humaniora | 11 Desember 2023, 06:00 WIB
Sebanyak 22 anggota delegasi negara APEC diperkenalkan dengan teknologi bioplastik dari singkong dalam Workshop on Promoting Bioplastic Materials to Reduce Marine Plastic Litter in the Asia Pacific Region di Tangerang (Sumber: istimewa)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Keanekaragaman hayati laut semakin terancam sampah plastik. Sekitar 270.000 sampai 590.000 ton plastik diperkirakan bocor ke laut berdasarkan data Tim Nasional Penanganan Sampah Plastik Laut (TKNPSL) pada 2018.

Tidak hanya itu, tingkat  daur ulang pada 2012 berdasarkan data Kementerian Perindustrian juga masih rendah, sekitar 12 persen.

Hal ini melatarbelakangi pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Organisasi Riset Kebumian dan Maritim (ORKL) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerja sama dengan TKNPSL menyelenggarakan Workshop on Promoting Bioplastic Materials to Reduce Marine Plastic Litter in the Asia Pacific Region di Tangerang, pada 5 sampai 7 Desember 2023.

Baca Juga: Cegah Banjir, TNI dan Masyarakat di Banjarmasin Bersihkan Sampah di Sungai, Drainase Hingga Pasar

Dalam perhelatan ini, sebanyak 22 anggota delegasi negara APEC diperkenalkan dengan teknologi bioplastik dari singkong. Kegiatan ini bertujuan untuk mempromosikan teknologi bioplastik dalam memitigasi dampak kerusakan ekosistem laut yang disebabkan oleh polusi sampah plastik.

“Untuk memastikan kualitas bahan baku, kami melakukan kerja sama dan pendampingan dengan kelompok tani Singkong di wilayah Jawa Barat,” ujar CEO Greenhope, Tommy Tjiptadjaja saat menerima kunjungan pabrik dari para peserta workshop di Tangerang.

Dengan skema kerja sama itu, ia dapat memastikan ketersediaan bahan baku singkong.

“Sedangkan buat petani, ini juga menguntungkan mereka karena mereka dapat memperoleh kepastian pembelian  dan dengan harga yang rata-rata 28 persen di atas harga pasar,” kata Tommy.

Ia juga mendorong para tamu yang hadir untuk terus bekolaborasi dalam memperkuat ekosistem bioplastik. Dengan desakan yang semakin kuat di tingkat global untuk mengurangi penggunaan fossil fuel (minyak bumi), maka tren perkembangan plastik akan semakin ke arah alternatif pengganti plastik dari material terbarukan.

Baca Juga: Mencari Solusi dari Ragam Masalah Sampah, Tidak Sebatas Penumpukan

Dalam kesempatan yang sama, Fahrurrozi, Kepala Pusat Riset Bioindustri Laut dan Darat BRIN, berharap dengan produksi bioplastik, maka bisa menjadi salah satu solusi global persoalan sampah plastik, terutama di Indonesia.

 

Penulis : Switzy Sabandar Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU