Butet: Pertunjukan Panggung Kami Parodi Satire, Baru Ini Ada Surat Minta Tidak Ada Unsur Politik
Peristiwa | 5 Desember 2023, 21:09 WIBBaca Juga: Soal Intimidasi Polisi di Pentas Teater Butet Kartaredjasa dan Agus Noor, Humas Polri Buka Suara
"Ini betul-betul ganjil. Ini sudah edisi 41 dari Indonesia Kita sejak 2011 dan tidak pernah ada saya harus tanda tangan pernyataan berkomitmen tidak bicara politik. Lah pertunjukan panggung kami itu isinya parodi satire bagaimana kami menarasikan masalah sosial politik di negeri ini," ujar Butet.
Dalam website Indonesia Kita menjelaskan pertunjukan teater serial 41 mengusung tema "Perebutan Tahta Dan Kuasan di Lakon Musuh Bebuyutan.
"Musuh Bebuyutan" mengisahkan hubungan seorang pemuda dan seorang perempuan yang bertetangga dan berteman baik.
Namun sebuah peristiwa menjadikan keduanya berseteru dan berbeda pilihan politik.
Permusuhan keduanya merembet ke mana-mana, membuat situasi kampung menjadi penuh kasak kusuk.
Masyarakat menjadi terbelah sikap, ada yang mendukung si pemuda, dan ada juga yang mendukung si perempuan.
Baca Juga: Polisi Amankan Demo APDESI di Halaman DPR, Masyarakat Diimbau Gunakan Jalur Alternatif
Situasi di perkampungan itu makin memanas ketika Lurah lama akan habis masa jabatannya, dan pemilihan Lurah baru akan dilangsungkan. Akankah lurah lama tidak akan ikut "cawe-cawe" dalam pemilihan itu?
Pertunjukan panggung menampilkan gaya yang terinspirasi pada kesenian lenong.
Pilihan pemanggungan seperti ini untuk menggambarkan suasana perkampungan yang tenang dan akrab, tetapi kemudian menjadi penuh kehebohan.
Gaya pemanggungan lenong juga akan membuat panggung pertunjukan menjadi lebih penuh dengan kejenakaan.
Dengan kejenakaan itulah, segala intrik, konflik, dan suasana permusuhan bisa ditampilkan secara penuh humor, dengan sindiran isu-isu politik yang dikemas dengan menarik.
Peristiwa demi peristiwa yang menandai perseteruan, dikemas dengan gaya humor.
"Celetukan-celetukan spontan antara pemain dan penonton yang terjadi di pementasan lenong inilah yang membuat seni lenong bisa dikatakan sangat demokratis. Inilah yang ingin kita tampilkan di pertunjukan ini. Judulnya memang terkesan tegang ya, Musuh Bebuyutan. Namun inilah inti pertunjukan kali ini. Kami berharap, perbedaan pendapat itu tidak harus dijadikan permusuhan," ujar Agus Noor tentang lakon yang dia garap kali ini.
Baca Juga: Sindiran Keras Mega soal Pemerintah Orde Baru, Pengamat Politik: untuk Jokowi sebagai Penguasa
Butet Kartaredjasa juga menyampaikan harapannya bahwa melalui pertunjukan seni, masyarakat Indonesia bisa lebih tenang dan kalem menghadapi pesta demokrasi yang akan terjadi dalam beberapa bulan lagi.
"Saya berharap pertunjukan Indonesia Kita kali ini, bisa mengingatkan masyarakat bahwa proses demokrasi kita seperti pertunjukan lenong. Publik bisa memberikan pendapat, namun tetap saja para aktor di atas panggung akan mengikuti jalannya skenario," ujar Butet.
Penulis : Johannes Mangihot Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV