> >

Jawaban Anies Baswedan saat Ditanya Bolehkah Pilih Pemimpin Menggemaskan?

Rumah pemilu | 5 Desember 2023, 14:59 WIB
Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan saat kampanye di Wetland Square, Banjarmasin Timur, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (5/12/2023). (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

BANJARMASIN, KOMPAS.TV - Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan menjawab pertanyaan soal bolehkah memilih pemimpin karena menggemaskan. Hal ini terungkap saat mantan Gubernur DKI Jakarta itu berkampanye di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

"Bebas! Anda mau milih karena dia kriting boleh, Anda mau pilih karena warna matanya boleh, karena apapun juga boleh," kata Anies di talkshow Desak Anies yang digelar di Wetland Square, Banjarmasin Timur, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (5/12/2023).

Anies menyatakan, semua orang berhak untuk dipilih dan siapapun berhak punya alasan apapun untuk memilih.

"Nggak ada larangan sama sekali," tegas Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 itu.

Meski begitu, Anies menganjurkan agar masyarakat untuk memperhatikan rekam jejak, rekam gagasan, dan rekam karya.

"Jadi boleh-boleh aja ya. Tapi kalau saya, saya akan pilih berdasarkan rekam gagasan, rekam karya, rekam jejak kepemimpinannya," kata laki-laki yang kini maju sebagai salah satu capres di Pilpres 2024 itu.

Anies menekankan, calon pemimpin Indonesia hendaknya memiliki rekam jejak kepemimpinan.

"Dia pernah memimpin tidak? Kalau tidak pernah memimpin apa yang bisa kita harapkan besok ketika dia dapat tugas?" ujarnya.

Baca Juga: Hari ke-8 Kampanye, Anies dan Ganjar ke Kalimantan, Prabowo Tugas di Pemerintahan

Ia juga menyentil soal pemimpin dadakan, diikuti riuh penonton di sekelilingnya yang merupakan anak-anak muda.

"Dia memimpin dadakan atau memimpin sejak kecil?" tanya Anies, diikuti sorakan audiens.

Selanjutnya, Anies mengingatkan masyarakat untuk melihat rekam karya calon pemimpin yang akan dipilih di Pemilu 2024 nanti.

"Apa rekam karyanya? Apa yang sudah dia kerjakan sejak masa kecil, apa yang dia lakukan sejak muda?" ungkap Anies.

Anies memuji mahasiswa yang menjadi aktivis. Menurut dia, menjadi aktivis berarti memikirkan orang banyak.

"Buat para aktivis, Anda sedang membangun rekam jejak, bahwa Anda memikirkan orang banyak sejak masa muda," tuturnya.

Terakhir, Anies menyarankan agar masyarakat memilih calon pemimpin yang memiliki gagasan dan bersenyawa dengan gagasannya.

Baca Juga: Tanggapan Kaesang saat Ditanya Komentar Ade Armando soal Politik Dinasti di Yogyakarta

"Apa pikirannya, apa gagasannya? Bila calon pemimpin bersenyawa dengan gagasannya, maka ditanya apapun instingnya dia mencerminkan ideologinya, mencerminkan gagasannya," jelas Anies.

"Tapi apabila dia tidak bersenyawa dengan gagasannya, maka dia harus membaca teks untuk menjawab pertanyaan dari orang lain," sambungnya, diikuti sorakan para penonton yang kebanyakan mahasiswa.

Menurut Anies, apabila calon pemimpin itu bersenyawa dengan ideologi dan pikirannya, maka dua hal itu akan selalu melekat di badan dan pikiran.

"Jadi tanya, sudah punya gagasan belum sejak muda? Ada nggak tulisannya? Ada nggak pikirannya? Ada nggak ceramahnya? Ada nggak pidatonya?" kata Anies.

"Kalau tidak ada, berarti dia tidak membawa gagasan, tidak bersenyawa dengan gagasan," lanjut dia, dikutip dari channel YouTube KompasTV.

Ia mengatakan, dengan mengetahui rekam jejak hingga ideologi calon pemimpin, maka masyarakat bisa memprediksi apa yang akan dilakukan calon pemimpin tersebut di masa depan.

"Predictor terbaik atas masa depan adalah masa lalunya. Karena itu kalau bertanya tentang seseorang, jangan 'pak besok mau apa?' Tanyakan, 'pak dulu sudah berbuat apa?'," kata Anies.

Baca Juga: Sultan HB X Tanggapi Soal Politik Dinasti Ade Armando, Tegaskan Keistimewaan DIY Diakui Konstitusi

"Masa lalu tidak bisa dipungkiri, masa depan bisa dibuatkan jawaban yang enak didengar di kuping," terangnya.

Pada siang hari ini, Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 itu juga akan bersilaturahmi dengan ulama Kalimantan Selatan di Galaxy Hotel Banjarmasin.

Selanjutnya, Anies akan menghadiri pertemuan koalisi, relawan dan simpatisan di Gedung Sultan Suriansyah pada sore hari.

 

Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU