TKN Prabowo-Gibran Sebut untuk Capai Indonesia Emas 2045 Harus Kembangkan Ekonomi Pancasila
Rumah pemilu | 4 Desember 2023, 10:00 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Tim Kampanye Nasional (TKN) Calon Presiden-Wakil Presiden (Capres-Cawapres) RI Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka melalui wakil ketuanya, Erwin Aksa, berpendapat untuk mencapai Indonesia Emas 2045, harus mengembangkan ekonomi berbasis Pancasila.
Erwin berpendapat bahwa Ekonomi Pancasila, dapat dijalankan dengan mencetak banyak pengusaha kelas menengah.
"Kami ingin menyeimbangkan ekonomi kapitalis dan sosialis,” jelasnya, Minggu (3/12/2023), dalam Peluncuran Program Nasional Relawan Pengusaha Muda Nasional untuk Prabowo-Gibran di kawasan Senayan, Jakarta, Minggu (3/12/2023).
“Jadi harus digabung, Jamsostek, BPJS ini adalah program-program ekonomi Pancasila, program ekonomi tengah. Menggabungkan ekonomi kapitalis dan sosialis," tambah Erwin, dikutip Tribunnews.com.
Baca Juga: Kata Cawapres Mahfud MD soal Optimalisasi Dana Abadi Pesantren saat Kampanye di Bondowoso
Sementara, Ketua Umum Relawan Pengusaha Muda Nasional (REPNAS) Indonesia Maju Anggawira mengaku pihaknya berkomitmen mencetak dua juta pengusaha baru bersama pasangan Prabowo-Gibran.
"Kami terus bekerja bersama-sama untuk memenangkan Prabowo-Gibran. Mencetak dua juta pengusaha baru, dan 10 juta lapangan kerja bersama Prabowo-Gibran," jelasnya.
Anggawira berpendapat pembangunan Indonesia tidak akan berjalan lancar jika jumlah pengusaha di Indonesia masih sedikit.
"Program kami fokus untuk bagaimana meningkatkan jumlah pengusaha," ujar Anggawira.
Oleh sebab itu, lanjut dia, pengusaha yang ada harus fokus memenangkan pasangan capres dan cawapres Prabowo-Gibran untuk mencapai itu.
Sementara, pendiri Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Abdul Latief menyatakan hal senada.
Menurutnya untuk mencapai Indonesia Emas di tahun 2045, perlu menciptakan 38 juta pengusaha nasional.
Baca Juga: Singgung Perubahan, Anies Janjikan Sembako Murah Hingga Ketersediaan Lapangan Kerja
Dalam upaya mencetak pengusaha, menurut dia, perlu pemimpin yang mampu membawa stabilitas politik, ekonomi dan mampu menggandeng seluruh elemen untuk bekerja sama.
"Orde baru aja 32 tahun pembangunan belum selesai. Jangan mau kita diadu-domba. Jangan kita mau ribut, duduk berunding,” kata dia.
“Membangun tidak bisa ribut-ribut, membangun duduk bersama, ajak berunding kawan kita, ayo kita bangun," tambahnnya.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Iman-Firdaus
Sumber : tribunnews.com