> >

KPU Minta Bantuan Satgas Siber Telusuri Dugaan Kebocoran Data Pemilih, Pakar: Kemungkinan Phising

Politik | 29 November 2023, 08:58 WIB
Ilustrasi hacker tengah meretas sebuah situs. (Sumber: Pixabay via Tribunnews.com)

Peretas juga mengklaim memperoleh data pribadi dari peretaan tersebut, seperti NIK, nomor KTP, nama lengkap, jenis kelamin, tanggal lahir, tempat lahir, status pernikahan, alamat lengkap, RT, RW, sampai kode kelurahan, kecamatan dan kabupaten serta TPS.

Data-data yang ia peroleh tersebut dijual dengan harga 74.000 dollar Amerika atau sekitar Rp 1,2 miliar

Jimbo juga mengunggah tangkapan layar lain yang menyerupai halaman situs KPU untuk membuktikan bagaimana ia meretas situs KPU.

 

Chairman Lembaga Riset Siber Indonesia (CISSReC/Communication & Information System Security Research Center), Pratama Persadha, dalam keterangan tertulisnya, Selasa malam (28/11/2023), menyebut ada tangkapan layar yang kemungkinan adalah laman dashboard pengguna..

"Nampak sebuah halaman website KPU yang kemungkinan berasal dari halaman dashboard pengguna,” jelasnya, dikutip Kompas.com.

“Di mana dengan adanya tangkapan layar tersebut, maka kemungkinan besar Jimbo berhasil mendapatkan akses login dengan dengan role Admin KPU dari domain sidalih.kpu.go.id menggunakan metode phising, social engineering atau melalui malware," bebernya.

Baca Juga: Akun IG Kebun Binatang Surabaya Diretas, Mendadak Posting Foto Anies-Cak Imin

Jika benar peretas memiliki akses dari salah satu pengguna, Jimbo dapat mengunduh data pemilih dan data lainnya.

"Dengan memiliki akses dari salah satu pengguna tersebut Jimbo mengunduh data pemilih serta beberapa data lainnya. CISSReC juga sebelumnya sudah memberikan alert kepada Ketua KPU tentang vulnerability di sistem KPU pada tanggal 7 Juni 2023," jelasnya.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas.com


TERBARU