> >

Mesin Politik Prabowo-Gibran Dinilai Agresif Merecehkan Demokrasi dan Terbukti Efektif

Politik | 21 November 2023, 10:59 WIB
Bakal capres dan cawapres dari Koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto (kiri) dan Gibran Rakabuming Raka, mengangkat tangan di depan para pendukung mereka sebelum mendaftarkan diri ke KPU, di Jakarta, Rabu, 25 Oktober 2023. (Sumber: AP Photo/Dita Alangkara)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Mesin politik pasangan capres cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dinilai lebih agresif di media sosial untuk merecehkan demokrasi pada Pilpres 2024.

Pernyataan itu disampaikan oleh Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Paramadina Jakarta Ahmad Khoirul Umam dalam dialog Sapa Indonesia Pagi KOMPAS TV, Selasa (21/11/2023).

“Mesin politik Prabowo relatif cukup agresif di dalam konteks media sosial bagaimana kemudian mesin-mesin politik yang mampu 'memanfaatkan' media sosial untuk merecehkan demokrasi,” ucap Ahmad.

“Merecehkan dalam arti bahwa tentang dinamika politik tidak serta merta kemudian dikomunikasikan dengan cara pandang atau dengan materi-materi yang tinggi. Tapi justru dengan materi-materi yang renyah dan semua itu tampaknya diterima dengan baik oleh masyarakat kita terutama yang berasal dari segmen kelas menengah ke bawah secara pendidikan dan juga literasi politik.”

Baca Juga: Puan Maharani: Ganjar Punya Data Penegakan Hukum Era Jokowi Jeblok

Maka itu, Umam menyampaikan strategi ini menjadi andalan bagi kelompok Prabowo-Gibran dalam meraih simpati atau dukungan publik pada Pilpres 2024. Mengacu pada hasil, praktik yang dilakukan Prabowo untuk merecehkan demokrasi dengan terminologi 'gemoy' dan pola pendekatan yang lucu ternyata cukup efektif.

“Dan kalau tidak diantisipasi oleh Mas Ganjar dan Pak Mahfud atau Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, maka besar kemungkinan tidak akan terjadi pergerakan signifikan dari basis elektabilitas yang ada per hari ini sampai nanti menjelang Pemilu 2024 mendatang,” ujar Ahmad.

Dalam cermat Umam, Prabowo saat ini memang sudah mulai tercitrakan sebagai capres yang paling merakyat berdasar tabulasi survei. Ini tentu berbeda dengan citra Prabowo saat dirinya maju di Pilpres 2014 dan 2019 yang terlihat sebagai calon pemimpin tegas dan keras.

Baca Juga: Projo Sebut Logika Ganjar Salah Nilai Penegakan Hukum Era Jokowi Jeblok: Mungkin Lagi Bingung Ya

“Prabowo dalam pilpres 2014 dalam pilpres 2019 tercitrakan sebagai tokoh yang tegas, keras, militeristik, tetapi per hari ini kalau misal kita lakukan proses tabulasi dari data data survei, itu seorang Prabowo itu lebih dicitrakan sebagai seorang individu yang lebih merakyat, lebih lucu,” kata Umam.

 

“Bagi masyarakat politik kita sebagian yang gemar dengan pendekatan-pendekatan dan juga gimmick-gimmick politik tentu hal itu memiliki impact yang cukup signifikan dalam konteks mengubah persepsi dan juga mengarahkan preferensi politik masyatakat kita.”

Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU