> >

Kemenag Sebut Usulan Biaya Haji 2024 Pertimbangkan Beberapa Faktor: Inflasi hingga Layanan

Humaniora | 16 November 2023, 05:30 WIB
Gambar ilustrasi ibadah haji di Makkah, Arab Saudi, 2023. (Sumber: Kemenag.go.id)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia (RI) mengungkapkan sejumlah faktor yang memengaruhi usulan biaya haji 2024.

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag RI Hilman Latief mengatakan, pemerintah mempertimbangkan kurs asing hingga jumlah layanan untuk jemaah.

"Ada beberapa faktor yang kami lihat ya, nanti berpengaruh pada pembiayaan. Pertama tentu saja karena semua kegiatan itu diselenggarakan di luar negeri karena itu biaya menggunakan kurs asing," ucapnya, Rabu (15/11/2023).

Ia menyebut, Kemenag memantau fluktuasi dollar Amerika Serikat sejak Maret hingga Mei 2023.

"Kemarin kami berdiskusi dengan berbagai pihak, kami ajukan (kurs dollar -red) 16.000 tapi nanti kita akan lihat seperti apa sebetulnya kurs dollar itu," jelasnya, sebagaimana dilaporkan jurnalis Kompas TV Thifal Solesa.

Baca Juga: DPR Optimistis Biaya Haji 2024 yang Diusulkan Kemenag Masih Bisa Lebih Terjangkau

Pembayaran biaya haji yang menggunakan kurs riyal Arab Saudi, kata dia, sangat dipengaruhi oleh naik-turunnya nilai dollar AS.

Selain fluktuasi kurs asing, Hilman menerangkan, jumlah atau kuantitas layanan juga memengaruhi usulan biaya haji tahun depan.

"Kuantitas layanan ini kami perbaiki, tahun ini yang sebelumnya misalnya tahun lalu anggaran makannya kan terbatas, nah kami ingin standarkan untuk layanan makan tiga kali makan," ujarnya.

Ia mengungkapkan, jadwal makan jemaah haji yang sebelumnya hanya dua kali, pada tahun 2024 akan ditambah menjadi tiga kali. 

"Kelihatannya untuk tahun depan kami harapkan juga makannya bisa lebih baik untuk pagi, siang, malam. Itu standar semualah untuk masyarakat Indonesia," jelasnya.

Faktor lain yang juga menjadi pertimbangan Kemenag untuk merumuskan usulan biaya haji 2024 ialah inflasi.

"Saya kira di dua faktor itu belum inflasinya, kenaikan persentasenya. Jadi hampir semua negara juga mengalami kenaikan, begitu ya," tuturnya.

Baca Juga: Di Peringatan Hari Santri, Jokowi Cerita Minta Tambahan Kuota Haji ke MBS, Putra Mahkota Arab Saudi

Menurut Hilman, Kemenag juga menginginkan biaya haji serendah-rendahnya untuk masyarakat Indonesia pada 2024.

"Kami dari Kementerian Agama tentu saja inginnya juga biaya itu serendah-rendahnya kan, tapi layanan juga tidak boleh berkurang," urainya.

Saat ini, kata dia, Kemenag RI masih merumuskan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih).

"Artinya, total keseluruhan. Jadi kalaupun nanti misalnya informasi dari penerbangan yang saat ini di Kementerian Perhubungan dengan terlihat penerbangan ada informasi yang lebih valid, ya tentu saja kami senang sekali kalau bisa turun," ucapnya.

"Tapi yang kami tidak ingin terjadi adalah untuk harganya rendah, tapi pas pelaksanaan ternyata semuanya tinggi. Nah itu yang berat."

"Jadi kami antisipasi di situ, dan kami lihat penurunan pun tidak akan terlalu jauh ya nanti kita akan diskusikan dengan Komisi VIII DPR RI," ujarnya.

Di sisi lain, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menyatakan pihaknya optimistis usulan biaya haji masih bisa diturunkan.

Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) RI mengusulkan biaya haji sebesar Rp105 juta per orang. Angka tersebut lebih tinggi daripada penetapan BPIH 2023, yakni Rp90 juta per orang.

"Dengan tetap mengedepankan prinsip istithaah mudah-mudahan bisa terjangkau oleh masyarakat," kata Ace di Jakarta, Rabu (15/11/2023), dilansir dari Antara.

Ia mengungkapkan, saat ini Panitia Kerja (Panja) BPIH Komisi VIII masih mendalami dan membahas dengan Kementerian Agama. Komponen-komponen yang menjadi acuan pemerintah dalam pengusulan biaya haji ditelisik.

Ace berharap, penetapan biaya haji 2024 yang disepakati pemerintah dan Komisi VIII DPR RI bisa diumumkan pada akhir November 2023.

Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/Antara


TERBARU