Ganjar Sebut Indonesia Kaya Jenis Pangan: Jangan Paksa Masyarakat Makan Beras
Rumah pemilu | 9 November 2023, 01:20 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Bakal calon presiden (capres) dari PDI Perjuangan (PDIP), Ganjar Pranowo, menyatakan masyarakat seharusnya tidak "dipaksa" makan beras karena Indonesia kaya akan jenis pangan.
"Pangan kita superkaya, tapi jangan paksa masyarakat kita untuk makan beras. Karena di timur makannya sagu," kata Ganjar dalam rapat kerja Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di Jakarta, Rabu (8/11/2023).
Dia menyebut sejarah telah mencatat kekayaan makanan pokok Indonesia. Mantan gubernur Jawa Tengah itu menyebut terdapat relief di Candi Borobudur, Magelang yang bercerita soal sagu.
Baca Juga: Prabowo Ingin Bikin Sawah di Rawa-Rawa, Optimistis Indonesia Bisa Jadi Lumbung Pangan Dunia
Sebagai warga Jawa Tengah, ia pun mengaku sering mengonsumsi tiwul, yakni makanan menyerupai nasi yang terbuat dari singkong.
"Di relief Borobudur itu ternyata ada cerita sagu pada saat itu, artinya sebenarnya nenek moyang kita makan sagu," kata Ganjar.
Mengenai persoalan ketahanan pangan di Indonesia, Ganjar menyebut harus ada pendataan akurat di sektor pangan, termasuk soal jumlah petani, jumlah lahan, hingga jumlah nelayan.
"Kalau datanya betul, perencanaan kita jauh lebih baik. Satu data Indonesia mesti segera beres, itu anak muda mengerti," kata Ganjar.
"Kalau data kita beres, kita tahu kok kapan ini panen, kapan ini tidak panen, gagalnya kira-kira faktornya apa, apakah itu hama, apakah itu bencana, apakah karena kondisi ekonomi, perang dan sebagainya. Kita mesti siap hitung," lanjutnya.
Ganjar menyebut pendataan akurat akan membuat sektor pangan di Indonesia lebih mudah dikelola. Menurutnya, data dapat menjadi modal untuk mendapatkan hasil lebih baik.
"Ini sekarang mesti kita siapkan stok pangan, komponen cuaca dan kondisi lahan mesti terpetakan dengan baik karena teknologi digitalnya sudah ada," kata Ganjar.
Baca Juga: Mengaku Sering Diejek karena Upah Buruh Jateng Rendah, Begini Jawaban Ganjar Pranowo
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : KOMPAS TV