Kemenkominfo Pastikan Video Jokowi Pidato Bahasa Mandarin Hoaks: Hasil Editan yang Menyesatkan
Peristiwa | 27 Oktober 2023, 06:35 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Belakangan ini ramai video yang menampilkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpidato dengan Bahasa Mandarin beredar di media sosial.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memastikan bahwa video tersebut adalah hoaks.
“Video yang beredar tersebut disertai narasi ‘Jokowi berbahasa Mandarin’. Itu hasil suntingan yang menyesatkan,” kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo Semuel A. Pangerapan dalam keterangannya, Kamis (26/10/2023).
Menurut Semuel, berdasarkan hasil penelusuran Tim AIS Kemenkominfo didapati adanya video yang memiliki pesan serupa dan diunggah oleh kanal YouTube The U.S. - Indonesia Society (USINDO) pada 13 November 2015 lalu.
Namun, video itu disunting ulang dengan menggunakan kecerdasan buatan (AI) berupa deepfake sehingga akhirnya seolah-olah Presiden Joko Widodo yang menyampaikan pesan tersebut dalam Bahasa Mandarin.
“Secara visual, video tersebut identik, tetapi telah disunting sedemikian rupa yang diduga memanfaatkan teknologi artificial intelligence (AI) deepfake,” jelasnya.
Deepfake adalah teknologi pemanfaatan AI yang bisa memanipulasi wajah dan suara seseorang dalam video atau konten digital lainnya dan mengubahnya sedemikian rupa.
Baca Juga: Jokowi Sebut RI Punya Ribuan Kilometer Tol, tapi Masih Kalah dari China
Ia juga menerangkan, video asli pidato Jokowi tersebut tidak menggunakan bahasa mandarin. Sehingga Samuel memastikan bahwa video Presiden Jokowi berbahasa Mandarin yang beredar di media sosial itu tidak benar.
“Ini adalah bentuk disinformasi,” tegasnya.
Berkaca dari temuan ini, Semuel mengimbau agar masyarakat berhati-hati ketika mendapatkan informasi yang dapat dimanipulasi.
Ia juga turut mengingatkan agar masyarakat tidak ikut menyebarluaskan konten hoaks atau disinformasi dalam bentuk apapun melalui platform digital.
“Kominfo mengimbau masyarakat untuk berhati-hati ketika mendapatkan informasi yang dapat dimanipulasi dan/atau diselewengkan, serta selalu merujuk sumber-sumber tepercaya seperti situs pemerintah dan/atau media yang kredibel,” jelasnya.
Baca Juga: Presiden Jokowi Ungkap Alasannya Membuka Peluang Investasi Sebesar-besarnya
Penulis : Isnaya Helmi Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV