> >

Survei Indikator Politik: 21,9 Persen Publik Pilih PDI-P karena Suka Jokowi

Politik | 20 Oktober 2023, 22:30 WIB
Presiden Jokowi memimpin ratas mengenai perniagaan elektronik, Senin (25/09/2023), di Istana Merdeka, Jakarta. (Sumber: Humas Setkab)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo atau Jokowi masih memberikan pengaruh terhadap elektoral atau pemilih PDI Perjuangan (PDI-P)

Hasil survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia, sebanyak 21,9 persen dari base 6,0 persen publik memilih PDI-P karena suka dengan Jokowi.

Alasan ini menjadi yang terkuat kedua setelah karena terbiasa memilih partai tersebut. Sedangkan dari base 1,1 persen pemilih, ada 4,0 persen yang beralasan memilih PDI-P karena suka dengan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

Selanjutnya jika dilihat dari sisi kinerja partai, hanya 6,3 presen dari base 4,7 persen pemilih. 

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia (IPI) Burhanuddin Muhtadi menilai dari hasil survei tersebut bisa disimpulkan Jokowi punya kontribusi elektoral yang sangat memadai dan besar buat PDI-P.

Baca Juga: Analisa Pengamat soal Gibran Cawapres: Hubungan Keluarga Jokowi dengan PDI-P sedang Tidak Baik-Baik

Di sisi lain hasil survei yang dilakukan 2 hingga 10 Oktober dengan tatap muka ini bisa menjadi referensi dalam diskusi implikasi bagi PDI-P tanpa Jokowi. 

Apalagi saat ini muncul isu terkait dengan Pilpres seolah-oleh Jokowi dengan PDIP tidak sedang baik. Menurut Burhanuddin baik PDI-P dan Jokowi akan mendapat implikasi jika hubungan keduanya merenggang. 

"Jadi itu kira-kira alasan-alasan memilih PDI-P. Nah tentu bapak ibu sekalian bisa mendiskusikan nih, bagaimana kelanjutan elektoral PDI-P kalau misalnya hubungan PDIP dengan Presiden Jokowi merenggang," ujar Burhanuddin saat rilis hasil survei melalui kanal YouTube IPI, Jumat (20/10/2023).

Lebih lanjut Burhanuddin menjelaskan dalam survei ini didapat ada penurunan dukungan untuk PDIP sebesar 3,7 persen. 

Survei IPI di bulan Agustus 2023 elektabilitas PDI-P 26 persen, sedangkan pada surevi Oktober 2023, elektabilitas PDIP menjadi 22,3 persen.

Baca Juga: Puan: Tanya ke Jokowi Dukung Ganjar atau Ada Pilihan Lain

Burhanuddin menilai naik turunnya elektabilitas PDI-P memiliki korelasi terhadap kepuasan publik kepada Jokowi.

Jika tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi meningkat, maka dukungan ke PDI-P meningkat begitu juga sebaliknya. 

"Gerindra dan NasDem cenderung menguat. PDI-P dan Demokrat cenderung menurun, sementara partai lain relatif tidak banyak berubah," ujar Burhanuddin. 

Dalam survei tersebut, PDI-P menjadi partai yang meraih dukungan tertinggi yakni mencapai 22,3 persen, kemudian Partai Gerindra di urutan kedua sebesar 16,9 persen, disusul Partai Golkar sebesar 9,1 persen.

Lalu, urutan keempat ditempati oleh PKB dengan raihan dukungan 8,1 persen, kemudian Partai NasDem 6,9 persen, PKS 5,7 persen, PAN 4,5 persen, dan Partai Demokrat 4,3 persen.

Baca Juga: Jawaban Puan Maharani soal Jokowi Tak Hadiri Pengumuman Cawapres Ganjar

"Yang lain secara absolut suaranya di bawah empat persen, parliamentary threshold," ujar Burhanuddin. 

Adapun survei ini dilakukan pada periode 2-10 Oktober 2023. Populasi survei ini disebut seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum (berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah) ketika survei dilakukan.

Pengambilan sampel menggunakan metode multistage random sampling dengan jumlah sampel basis sebanyak 1.200 orang dengan over sample di 12 provinsi, sehingga total sampel 4.300 responden. 

Margin of error survei sekitar kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

 


 

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU