> >

Pengamat: Prabowo Gunakan Strategi Baru untuk Gaet Pemilih, Lekatkan Diri dengan Jokowi

Rumah pemilu | 13 Oktober 2023, 20:50 WIB
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya dalam Kompas Petang, Minggu (7/5/2023). (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) sekaligus bakal Calon Presiden (Capres) RI usungan Koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto dinilai menggunakan strategi baru dalam menggaet pemilih.

Pengamat politik sekaligus Direktur  Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menjelaskan hal itu dalam dialog Kompas Petang di Kompas TV, Jumat (13/10/2023).

Menurutnya, strategi baru tersebut mulai digunakan oleh Prabowo sejak hampir setahun terakhir, tepatnya awal 2023.

“Kalau kita lihat dalam hampir setahun terakhir, dari awal 2023  kecenderungan upaya Pak Prabowo untuk menggaet pemilih kan mulai menggunakan strategi baru,” tuturnya.

“Kalau kita lihat, mulai melekatkan dirinya dengan Pak Jokowi, itu terbaca sekali dari pilihan postingan di sosmed, billboard-billboard yang muncul walaupun setahu saya belum diakui bahwa itu berasal dari pihak Pak Prabowo, tapi apa pun itu, terjadi secara masif.”

Yunarto menyebut strategi melekatkan diri pada Joko Widodo atau Jokowi, Presiden RI menjadi strategi utama yang dilakukan Prabowo Subianto

Baca Juga: Demokrat Harap Khofifah Dipilih Prabowo sebagai Bakal Cawapres di Pilpres 2024

Tapi, ia mengaku tidak mengetahui secara pasti kenapa Prabowo menggunakan strategi tersebut.

“Memang upaya melekatkan diri kepada Pak Jokowi menjadi strategi utama, saya tidak tahu apakah itu karena memang tidak pecaya diri dengan personal branding dirinya sendiri yang sudah kalah dua kali dari Pak Jokowi atau ada alasan lain.”

Konsistensi Prabowo menggunakan strategi tersebut, lanjut Yunarto, semakin tampak setelah adanya sejumlah pilihan calon wakil presiden (cawapres) pendampingnya di Pilpres 2024.

Dari beberapa pilihan, seperti Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, maupun Khofifah Indar Parawansa, pilihan Prabowo jatuh pada Gibran.

“Tentu saja pilihan utamanya adalah menggaet anak kandung Pak Jokowi.”

Dalam dialog tersebut, Yunarto juga sempat menyebut adanya sejumlah kader Gerindra dalam gugatan usia capres-cawapres ke Mahkamah Konstitusi (MK).

“Saya percaya sekali kader Partai Gerindra adalah kader yang  taat instruksi, kalau tidak mendapatkan restu atau ada sebuah pelarangan, tidak akan berani gugatan dilakukan di MK.”

“Jadi ada sebuah rangkaian yang menurut saya  memang memperlihatkan, memang ada kengototan Pak Prabowo dan kepercayaan diri Pak Prabowo hanya bisa menang kalau kemudian melekatkan diri pada Pak Jokowi,” bebernya.

Namun, lanjut Yunarto, pertanyaannya adalah, apakah Jokowi dan Gibran bersedia masuk dalam skenario tersebut.

Menanggapi hal itu, politikus Gerindra sekaligus Juru Bicara Pemenangan Prabowo, Andre Rosiade, mengatakan bahwa keputusan tentang cawapres pendamping Prabowo akan dilakukan oleh ketua umum parpol anggota koalisi.

“Kan saya sudah sampaikan bahwa keputusan calon wakil presiden Pak Prabowo ini akan diputukan di forum musyawarah untuk mufakat para ketua umum partai yang ada di Koalisi Indonesia Maju,” jelasnya.

“Seluruh usulan yang mengusulkan, ada nama Mas Gibran, Pak Erick Thohir, Pak Airlangga, Bu Khofifah, itu akan dibahas di forum muyawarah untuk mufakat,” ucapnya menegaskan.

Ia juga berpendapat bahwa isu mengenai politik dinati tidak relevan dengan majunya Gibran sebagai cawapres jika memang konstitusi membolehkan.

Baca Juga: Pengamat: Beberapa Statemen Prabowo Menunjukkan Keinginan Gandeng Gibran

“Kalau bicara politik dinasti juga tidak relevan, karena Mas Gibran nanti kalaupun ikut kontestasi, Mas Gibran harus bertarung, ikut kompetisi, bisa kalah dan bisa menang.”

“Kenapa kita harus berdebat kalau MK nya belum memutuskan, dan juga belum ada keputusan resmi dari partai Koalisi Indonesia Maju,” tambah Andre Rosiade.

 

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU