Pesan Terakhir Anak Pamen TNI AU sebelum Tewas, Mengaku Lebih Dihargai di Dunia Maya ketimbang Nyata
Hukum | 3 Oktober 2023, 18:45 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Polisi mengungkap fakta baru terkait kasus kematian remaja berinisial CHR yang merupakan anak perwira menengah atau Pamen TNI AU di Pos Spion, ujung landasan 24, Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Minggu (24/9/2023) lalu.
Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Leonardus Simarmata membeberkan, fakta baru dalam kasus ini adalah temuan dua lembar kertas yang berisi pesan terakhir korban sebelum ditemukan tewas mengenaskan.
Baca Juga: Anak Pamen TNI AU Bersepeda 10 Menit ke TKP, Polisi: Korban Sendirian, Tak Ada yang Mengikuti
"Dua lembar kertas bergambar dan tulisan asli milik korban. Jadi, ada dua lembar kertas hasil tulisan korban," kata Kombes Leo dalam konferensi persnya di Jakarta, Selasa (3/10/2023).
Dua lembar kertas yang berisi tulisan tangan korban itu sempat diperlihatkan kepada awak media ketika rilis pers. Hanya, pesan yang ditulis korban dalam kertas tersebut tidak terlalu jelas.
Namun demikian, Kombes Leo menyebutkan pesan korban CHR secara garis besar adalah menyampaikan bahwa berada di dunia maya lebih baik ketimbang dunia nyata.
“Itu tulisannya kan memang tidak terlalu jelas ya, tapi yang ditangkap secara garis besar menyampaikan bahwa sepertinya bermain HP, tablet, dan komputer itu bagus,” ujar Kombes Leo.
Leo memaparkan, korban CHR berdasarkan temuan fakta baru itu merasa dirinya lebih bisa dihargai saat bermain game.
Baca Juga: Polisi Beberkan Penyebab Anak Pamen TNI AU Tewas di Lanud Halim, Ada 3 Luka Tusuk yang Bikin Fatal
“Dia merasa lebih nyaman, merasa lebih dihargai pada saat main game daripada di kehidupan galaksi (dunia) ini katanya,” ujar Kombes Leo.
Leo mengatakan bahwa korban CHR memang seorang gamer. Dalam kesehariannya, korban lebih banyak beraktivitas di dunia game Roblox.
Di Roblox itulah, korban CHR juga sempat membuat status berbau kematian menggunakan bahasa Inggris. Adapun pesan itu adalah, “Hi, if you see this, I'm probably already dead” ("Hai, jika kamu melihat ini, saya mungkin sudah mati").
Lebih lanjut, Kombes Leo mengatakan, berdasarkan hasil visum dan autopsi yang dilakukan Tim Puslabfor Polri, ditemukan sejumlah hal yang menjadi penyebab remaja CHR tewas mengenaskan.
Menurut Kombes Leo, penyebab kematian CHR yang berakibat fatal karena adanya luka tusuk pada tubuh korban.
Baca Juga: Kejanggalan Anak Pamen TNI AU Tewas di Lanud Halim, Pakar Forensik Beberkan Sejumlah Kemungkinan
“Terdapat 6 luka tusuk, 3 tusukan ini lokasinya berada di hati yang dapat berakibat fatal,” kata Kombes Leo.
Selain itu, penyebab lainnya adalah luka bakar yang diderita korban CHR hingga mencapai 91 persen. Artinya, hanya 9 persen saja tubuh korban yang tidak terbakar.
Saat terbakar, menurut Kombes Leo, kondisi korban CHR masih dalam keadaan hidup. Hal itu ditandai dengan adanya jelaga di tenggorokan korban.
“Luka bakar di tubuh korban 91 persen. Saat korban terbakar ini masih dalam keadaan hidup,” tutur Kombes Leo.
Baca Juga: Dahlan Iskan Diperiksa soal Kasus Korupsi Kelapa Sawit, Mengaku Dibohongi hingga Negara Rugi Rp73 M
Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV