> >

Cerita Megawati Soekarnoputri yang Tetap Sehat dengan Memakan Umbi-umbian Setiap Hari

Politik | 1 Oktober 2023, 18:52 WIB
Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri saat menyampaikan pidato penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PDIP di JI-Expo Kemayoran, Jakarta, Minggu (1/10/2023).  (Sumber: Tribunnews.com/Fersianus Waku)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri bercerita bahwa dirinya tetap sehat dengan memakan umbi-umbian setiap harinya.

Hal tersebut disampaikan Megawati ketika berbicara dalam acara penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (1/10/2023).

Presiden kelima Republik Indonesia itu mengaku hampir setiap hari menyantap panganan lokal seperti umbi-umbian, jagung, sukun hingga pisang.

"Saya saja sebenarnya itu sudah hampir setiap hari sarapan umbi-umbian, jagung, sukun, pisang," tutur Megawati.

Meski begitu, wanita berusia 76 tahun itu tetap sehat dengan sering mengonsumsi makanan lokal tersebut.

"Dan ternyata kan dengan umur saya yang seperti ini tetap masih sehat walafiat, semangat," ujarnya.

Maka dari itu, ia pun mengajak masyarakat turut mengonsumsi makanan yang bersumber dari dalam negeri sesuai dengan gerakan 10 sumber pangan alternatif pendamping beras yang telah dicanangkan sejak Maret 2022.

Sebagai informasi, 10 sumber pangan alternatif pendamping beras, di antaranya hanjeli, sukun, porang, pisang, talas, ubi, singkong, sagu, sorgum dan jagung.

Baca Juga: Megawati Respons Wacana Duet Prabowo-Ganjar: Aku di Rumah Melongo, Ketua Umum Malah Gak Ngerti

Lebih dari itu, Megawati juga meminta masyarakat terutama kaum ibu untuk dapat menanyakan apa saja makanan sehat kepada ahli gizi.

"Ibu-ibu itu 'mbok' berpikiran yang cepat, langsung habis ini cari ahli gizi. Lalu, bagaimana sih makanan sehat, apa saja sih yang enak?" ujarnya.

Sebelumnya, Megawati juga sempat menyampaikan bahwa ingin Indonesia mewujudkan kedaulatan pangan masyarakat tak terjajah dengan makanan impor.

"Apa yang telah disampaikan oleh Bung Karno bahwa dari lidah dan perut rakyat Indonesia tidak boleh terjajah oleh makanan impor. (Ini) bisa menjadi bahan untuk kritik atas praksis ideologi di bidang pangan," ucap Megawati, Jumat (29/9/2023).

Ia juga mengajukan permintaan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melakukan evaluasi ulang terhadap regulasi impor gandum. Alasannya, saat ini, bea atau pajak impor gandum ke Indonesia adalah nol persen.

Dia menyoroti urgensi penerapan bea yang lebih tinggi untuk gandum sebagai langkah untuk mengurangi ketergantungan pada tanaman yang sulit ditanam di Indonesia. 

Sementara itu, Megawati menekankan bahwa ada banyak sumber pangan alternatif untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.

Dia juga menyatakan bahwa penting untuk melakukan diversifikasi pangan di masyarakat Indonesia. Dia tidak ingin bergantung sepenuhnya pada satu jenis pangan, seperti beras, untuk memenuhi kebutuhan pangan Indonesia.

"Bukankah kita memiliki 10 sumber pangan lainnya, yaitu henjali, jagung, pisang, porang, sagu, singkong, sorgum, sukun, talas, dan ubi jalar yang tentunya kalau diolah dan di-back-up oleh BRIN kita ini, maka bisa menyubstitusi (mengganti) gandum sekiranya bea masuk dapat diterapkan dalam masa transisi maka dana yang ada bisa dipergunakan juga untuk menambah biaya riset terhadap produk substitusi gandum," kata Megawati.

Baca Juga: Megawati Puji Putri Ariani di AGT 2023: Saya Sampai Nangis-nangis, Buat Saya Luar Biasa

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU