Ombudsman Ungkap Warga Rempang Sulit Dapat Pasokan Pangan sejak Bentrok dengan Aparat
Hukum | 28 September 2023, 18:56 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Pihak Ombudsman Republik Indonesia (RI) mengungkapkan hasil temuannya setelah terjun langsung ke wilayah Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau.
Anggota Ombudsman RI, Johanes Widijantoro, mengatakan, pihaknya telah menggali keterangan dari masyarakat penghuni Kampung Tua Sembulang, Tanjung Banun dan Pasir Panjang pada 24 September lalu.
Hasilnya, diketahu warga Pulau Rempang mengalami kesulitan untuk mendapatkan pasokan bahan makanan dari distributor.
Baca Juga: 200 Personel Brimob yang Lakukan Pengamanan di Rempang Dipulangkan, Disebut Instruksi Jokowi
“Warga Sembulang khususnya, itu mengalami kesulitan untuk mendapatkan pasokan pangan dari distributor,” kata Johanes dalam konferensi persnya di kantornya, Jakarta, seperti dikutip dari Kompas.com pada Kamis (28/9/2023).
Menurut Johanes, kesulitan mendapatkan bahan pangan terjadi sejak kerusuhan pecah antara warga tiga pulau, termasuk Rempang dan Galang yang menolak digusur aparat gabungan pada 7 dan 11 September 2023.
Setelah konflik dengan aparat pecah, kata Johanes, para distributor bahan makanan takut mengirimkan pasokan.
Menurut dia, pernyataan pemerintah yang menyatakan bahwa kampung-kampung tua itu akan dikosongkan membuat pemasok enggan masuk ke wilayah tempat tinggal warga.
“Tentu mengganggu mereka karena ketersediaan bahan pokok mereka pun menjadi tipis,” tutur Johanes.
Baca Juga: Pengamat Kritik Polisi yang Paksa Warga Rempang Lepas Baju saat Diamankan usai Demo: Itu Pelecehan
Untuk memenuhi kebutuhan pangan, Johanes menuturkan, para warga mengonsumsi makanan yang masih tersisa.
“Mereka hanya mengonsumsi apa yang masih ada,” ucap Johanes.
Tidak hanya itu, Johanes mengungkapkan, kondisi perekonomian warga Rempang yang bekerja sebagai nelayan kini juga terganggu.
Para pria yang biasa melaut kini menjadi takut berangkat bekerja.
Sebab, mereka khawatir rumahnya digusur aparat ketika mencari ikan di laut cukup lama.
“Mereka, para bapaknya, itu cenderung khawatir melaut karena takut kalau lama di laut, pulang sudah digusur dan seterusnya,” tutur Johanes.
Seperti diketahui, bentrokan antara warga Pulau Rempang dengan aparat terjadi karena rencana relokasi warga Pulau Rempang, Galang, dan Galang Baru.
Baca Juga: FPI hingga PA 212 Gelar Aksi Bela Rempang Hari Ini, 1.000 Polisi Dikerahkan
Relokasi itu dilakukan karena pulau itu disebut masuk dalam kawasan pengembangan investasi yang akan dijadikan Kawasan Rempang Eco-City.
Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas.com