> >

Bedah Buku Hitam Putih Ganjar, Pentingnya Lihat Rekam Jejak sebelum Pilih Calon Pemimpin

Politik | 15 September 2023, 14:16 WIB
Sosiolog media Nurul Hasfi, sejarawan Asvi Warman Adam, mantan Ketua BPK Agung Firman Sampurna, praktisi manajemen dan kepemimpinan Sudhamek AWS, dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada Ari Dwipayana, psikolog Hanna Rahmi, serta pengamat politik Fachry Ali berdiskusi di acara bedah buku Hitam Putih Ganjar di Jakarta, Kamis (14/9/2023). Buku itu memuat rekam jejak Ganjar Pranowo selama menjadi Gubernur Jawa Tengah. (Sumber: KOMPAS/ADRYAN YOGA PARAMADWYA.)

Selain itu, model kepemimpinan yang dimiliki setiap calon, kata dia, juga menjadi salah satu yang menjadi pertimbangan dalam menentukan pilihan pada Pilpres 2024 mendatang.

Model kepemimpinan yang dimaksud salah satunya yakni resilien atau ketahanan, di mana pemimpin itu mampu menunjukkan ketangguhan dalam menghadapi berbagai tantangan serta mampu beradaptasi dengan cepat.

Sementara itu, Ari Dwipayana menilai selain rekam jejak, gagasan juga menjadi hal penting yang menjadi bekal rakyat dalam memilih calon pemimpin selanjutnya.

Gagasan, kata dia, harus dilengkapi dengan gambaran utuh kehidupan pemimpin dari asal-usul sosial, sikap mereka terhadap sesuatu, serta pilihan-pilihan politik yang dibangun.

”Semua itu bisa diuji dalam rentang hidupnya. Jadi, di luar gagasan, integritas calon pemimpin penting diuji, apakah pilihan ideologis dan sikap-sikap politik dijalankan secara konsisten," ujarnya.

"Kalau lepas dari itu, maka satu faktor yang harus ada di pemimpin adalah integritas, itu lepas. Integritas adalah hal yang penting dimiliki pemimpin,” ungkap Ari.

Kendati demikian, ia pun menyayangkan, sebulan menjelang pendaftaran bakal capres-cawapres pada Oktober mendatang, ruang publik masih dipenuhi berbagai narasi manuver koalisi partai politik.

Meski setiap koalisi sudah menentukan bakal calon presidennya, gagasan dan rekam jejak mereka belum terlalu ditonjolkan. 

”Saya kira ini saatnya kita kembali ke politik gagasan karena kita habis waktu untuk sekadar dansa-dansa atau bahkan menafsirkan simbol-simbol politik," ujarnya.

"Politik gagasan itu perlu diturunkan tidak hanya jargonistik, tetapi juga mengenai strategi apa yang sudah mereka lakukan ketika berhadapan dengan situasi-situasi tertentu. Seperti Pak Firman sampaikan, situasi ke depan tidaklah mudah,” kata Ari.

Seperti diketahui, Ganjar yang baru saja mengakhiri jabatannya sebagai Gubernur Jawa Tengah ini merupakan salah satu dari tiga bakal capres yang mencuat ke publik.

Sebagai bakal capres, Ganjar didukung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Perindo, dan Partai Hanura.

Baca Juga: PDIP dan Gerindra Bertemu Ridwan Kamil, Pengamat Politik: Ganjar dan Prabowo Butuh Juara Jawa Barat

Penulis : Isnaya Helmi Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU