> >

Politikus PDIP Sebut Nama Ridwan Kamil Masuk Daftar Bakal Cawapres Potensial Ganjar

Rumah pemilu | 11 September 2023, 18:43 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Kantor BI Perwakilan Jawa Barat, Kota Bandung, Jawa Barat, Minggu (25/6/2023). (Sumber: Kompas TV/Antara)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Politikus PDI Perjuangan atau PDIP Andreas Hugo Pareira mengakui Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ridwan Kamil masuk dalam daftar sosok yang potensial menjadi bakal cawapres Ganjar Pranowo di Pilpres 2024. 

Selain PDIP, kata Andreas, tiga partai politik (parpol) pengusung Ganjar lainnya yaitu PPP, Hanura, dan Perindo, juga mempertimbangkan mantan gubernur Jawa Barat itu untuk disandingkan dengan Ganjar di pesta demokrasi nanti. 

"Kalau dilihat dari aspek elektoral, Ridwan Kamil tentu masuk dalam pantauan radar PDI Perjuangan dan partai-partai pengusung Ganjar Pranowo," kata Andreas saat dihubungi, Senin (11/9/2023). 

Baca Juga: Ganjar dan Prabowo Bidik Ridwan Kamil Jadi Kandidat Kuat Cawapres

Dia menjelaskan, alasan pria yang karib disapa Kang Emil itu masuk dalam radar bakal cawapres Ganjar karena yang bersangkutan memiliki elektabilitas yang moncer di sejumlah survei. 

"Di samping itu, Ridwan Kamil juga boleh dibilang figur representasi Jawa Barat yang merupakan provinsi dengan jumlah pemilih terbesar di Indonesia."

"Ridwan Kamil juga bisa menjadi figur representasi Golkar sebagai salah satu partai besar di Indonesia," kata dia.

Hanya saja, kata Andreas, PDIP dan partai pengusung Ganjar akan tetap menjaga etika dalam proses politik menuju Pilpres 2024. 

Sebab, dia telah berstatus kader Partai Golkar, yang secara formal sudah memutuskan untuk mendukung Prabowo Subianto sebagai bakal capres. 

"Karena itu, ruang gerak proses politik dan dinamika tentu akan bergerak pada tataran dialog dan komunikasi antara ketua umum dan pimpinan partai untuk menemukan solusi terbaik untuk menetapkan capres/cawapres," kata dia.

Ia menambahkan, selain aspek elektoral, PDIP dan partai pengusung Ganjar juga memperhatikan aspek (nilai) dalam menentukan bakal cawapres. 

"Itu karena bukan hanya soal menang-kalah, tetapi setelah menang, capres dan cawapres harus merupakan figur-figur yang menyatu dalam visi kebangsaan dan kenegaraan serta saling melengkapi dari aspek teknokratis sehingga dengan demikian, platform politik pemerintahan melanjutkan dan mempercepat legacy atau warisan pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin bisa terwujud," kata Andreas.

Sebelumnya, Ridwan Kamil tidak membantah ada pertemuan antara dirinya dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Tapi, kata dia, pembicaraannya bukan soal politik, apalagi yang mengarah kepada cawapres tertentu. 

Ia menjelaskan pertemuan dengan Megawati tidak membahas mengenai politik, melainkan untuk melaporkan perkembangan pembangunan monumen Plaza Ir Sukarno di GOR Taman Cisarua, Kota Bandung, Jawa Barat.

Sebab saat pembangunan monumen Bung Karno di Omah Petroek Karangklethak, Sleman, DI Yogyakarta, Ridwan berperan sebagai pengawas yang bertugas menginspeksi dan memeriksa pembangunan.

"Dalam komunikasi tidak semuanya ada hal-hal politik. Dengan Bu Mega itu salah satunya kita kan lagi membangun monumen Bung Karno, saya ikut mensupervisi dan melaporkan sudah 70 persen monumennya di Yogja, tinggal nanti di Bandung. Komunikasi iya tetapi tidak melulu politik," ujar Ridwan saat ditemui, Sabtu (9/9), dikutip dari laporan jurnalis KOMPAS TV.

Lebih lanjut, dia mengakui namanya memang sering muncul dalam survei bakal cawapres potensial. Namun, Ridwan tetap mengikuti arahan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. 

"Saya tahu diri level komunikasi saya terbatas, karena saya bukan pimpinan partai dalam artian seperti itu (pembicaraan cawapres). Saya bersyukur saja elektabilitas saya tetap terjaga baik," ujarnya.

Terpisah, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto juga membenarkan ada pertemuan antara Megawati dan Ridwan yang dilakukan secara tertutup. 

Namun, kata dia, pertemuan itu tidak membahas soal cawapres Ganjar, tapi progres pembangunan monumen Soekarno.

Baca Juga: Peluang Ridwan Kamil Jadi Bacawapres, ke Prabowo atau Ganjar?

"Pertemuan dilakukan sebenarnya secara tertutup dibahas tentang pembangunan beberapa monumen yang berkaitan dengan Bung Karno," ujar Hasto saat ditemui di daerah Senen, Jakarta, Sabtu (9/9/2023).

 

Penulis : Fadel Prayoga Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU