> >

Anies Disebut Sudah Tunjuk Muhaimin Jadi Cawapres, Demokrat: Keputusan Sepihak Inisiatif Surya Paloh

Rumah pemilu | 31 Agustus 2023, 19:35 WIB
Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berbicara kepada wartawan sebelum menonton ajang balap mobil listrik Formula E Jakarta 2023 di Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (3/6/2023). (Sumber: Tangkapan layar video KOMPAS TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Bakal calon presiden Anies Baswedan dikabarkan sudah menunjuk Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai pendampingnya di Pilpres 2024. 

Kabar Cak Imin, sapaan Muhaimin, sebagai bakal calon wakil presiden Anies ini diungkap DPP Partai Demokrat. 

Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya menjelaskan penunjukan Muhaimin sebagai pendamping Anies di Pilpres 2024 terjadi pada Rabu (30/8/2023). 

Pihak yang memberi informasi adalah Sudirman Said, Juru Bicara Anies yang juga anggota Tim 8 Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).

Informasi yang disampaikan Anies telah menyetujui kerja sama politik Partai Nasdem dan PKB, untuk mengusung pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. 

Baca Juga: Anies Baswedan Sowan ke Rumah Ibunda Cak Imin untuk Minta Doa Restu: Pertanda Apa?

"Persetujuan ini dilakukan secara sepihak atas inisiatif Ketum Nasdem Surya Paloh," ujar Teuku Riefky dalam keterangan tertulisnya, Kamis (31/8/2023).

Teuku menilai keputusan Anies berpasangan dengan Muhaimin merupakan keputusan sepihak tanpa melibatkan Demokrat sebagai anggota KPP.

Padahal, sambung Teuku Riefky, sebelum ada keputusan 30 Agustus 2023, Anies sudah berkomunikasi dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, yang pada intinya pendamping dirinya di Pilpres 2024 adalah AHY. 

"Capres Anies menghubungi pada 12 Juni 2023 dan mengatakan kepada Ketum AHY, 'Saya ditelepon beberapa kali oleh ibu saya dan guru spiritual saya, agar segera berpasangan dengan Capres-Cawapres Anies-AHY," ujar Teuku Riefky. 

"Maka pada 14 Juni 2023, Capres Anies memutuskan untuk memilih Ketum AHY sebagai cawapresnya," tambahnya. 

Baca Juga: Kemungkinan PKB Hengkang dari Koalisi Jika Cawapres Prabowo Bukan Cak Imin

Teuku Riefky menambahkan di tengah proses finalisasi kerja koalisi bersama Anies dan persiapan deklarasi, tiba-tiba terjadi perubahan fundamental dan mengejutkan. 

Pada Selasa malam, 29 Agustus 2023, di Nasdem Tower, secara sepihak Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh tiba-tiba menetapkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai Cawapres Anies, tanpa sepengetahuan Partai Demokrat dan PKS. 

Malam itu juga, Anies dipanggil Surya Paloh untuk menerima keputusan tersebut.

Sehari kemudian, 30 Agustus 2023, Anies dalam urusan yang sangat penting ini tidak menyampaikan secara langsung kepada pimpinan tertinggi PKS dan Partai Demokrat, melainkan terlebih dahulu mengutus Sudirman Said untuk menyampaikannya.

"Rentetan peristiwa yang terjadi merupakan bentuk pengkhianatan terhadap semangat perubahan, pengkhianatan terhadap Piagam Koalisi yang telah disepakati oleh ketiga partai," ujar Teuku Riefky.

Baca Juga: Prabowo Ungkap Alasan Ganti Nama: Koalisi Indonesi Maju Teruskan Program Jokowi

"Juga pengkhianatan terhadap apa yang telah disampaikan sendiri oleh Capres Anies Baswedan, yang telah diberikan mandat untuk memimpin Koalisi Perubahan," pungkasnya. 

 

 

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU