> >

Kisah Terbentuknya Paspampres ketika Presiden dalam Ancaman hingga Ibu Kota Pindah ke Yogyakarta

Peristiwa | 29 Agustus 2023, 08:45 WIB
Demo ketangkasan personel Paspampres dari tiga matra (TNI AD, TNI AL, TNI AU) dan pameran statik alat utama serta persenjataan yang dimiliki Pasukan Pengamanan Presiden saat Wakil Presiden RI Maruf Amin beserta istri kunjungan kerja ke Mako Paspampres, Jakarta Pusat pada Jumat (1/11/2019). (Sumber: Tribunnews)

Pada 28 Desember 1945, Belanda menembaki mobil Menteri Penerangan Amir Sjarifuddin. Tidak hanya itu, pada akhir tahun 1945 itu, semua instansi yang mengurus layanan umum seperti listrik, air minum dan dan telepon, diambil alih NICA. 

Bahkan, pada 29 Desember, kepolisian Indonesia di Jakarta dibubarkan dan dibentuk korps baru bernama Civilian Police (CV) yang anggotanya terdiri dari warga pribumi, Belanda, dan Inggris.

"Keadaan makin hari makin sesak rasanya. Pertanyaan timbul di kepala para pemimpin Indonesia, apakah Belanda mau menyingkirkan pemimpin-pemimpin Republik supaya dapat menancapkan kekuasaan penjajahannya?" tanya wartawan Rosihan Anwar dalam bukunya, Kisah-Kisah Jakarta setelah Proklamasi.

Adalah Tan Malaka yang mengadakan pertemuan dengan Soekarno. Dia menyarankan Soekarno dan Hatta segera pindah, sebab berbahaya bila mereka tetap di Jakarta. 

Nah, kepindahan Soekarno dan Hatta ke Yogyakarta dirahasiakan dan dikawal ketat. 

Dalam suasana diliputi rahasia, Soekarno dan Hatta pun berangkat meninggalkan Jakarta pada Kamis malam, 3 Januari 1946.

Dalam misi ini, ada delapan pemuda yang sejak Indonesia merdeka mengajukan diri sebagai pengawal Bung Karno, langsung menyiapkan segala sesuatunya.

Delapan pengawal inilah yang kemudian berjasa dalam keberhasilan operasi senyap itu, hingga bisa membawa Presiden Soekarno tiba di Yogyakarta dengan selamat pada 4 Januari 1946.

Menurut catatan Rosihan Anwar, kereta api yang membawa Soekarno dan Hatta berhenti di belakang rumah presiden di Jalan Pegangsaan Timur 56. Setelah rombongan naik, kereta bergerak ke Yogyakarta.

Dicukil dari buku 70 Tahun Paspampres, selain Soekarno dan Hatta beserta keluarga, ada pula jajaran menteri, staf, dan keluarga mereka.

Perjalanan kereta ini ternyata di luar jadwal kereta yang ada. Perjalanannya dirahasiakan, pengamanan dilakukan ekstra ketat. Tak hanya di dalam kereta, pengamanan juga dilakukan di jalur jalan raya yang bersinggungan dengan jalur kereta.

Keberhasilan memindahkan para pemimpin republik dalam kondisi negara yang morat-marit itulah yang dijadikan hari jadi Paspampres.

Baca Juga: Ibas: Pemeriksaan Anggota Paspampres yang Diduga Lakukan Pembunuhan Harus Transparan

Penulis : Iman Firdaus Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU