Pengamat Politik UGM Sebut 4 Dampak Duet Ganjar-Anies: KPP Bisa Bubar hingga Guncang Koalisi Prabowo
Rumah pemilu | 24 Agustus 2023, 16:09 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Pengamat politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Nyarwi Ahmad mengungkapkan empat dampak politik apabila wacana duet antara bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo dengan Anies Baswedan terjadi.
Pertama, Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) terancam pecah atau bubar.
"Pertama, itu bisa membubarkan, membuat KPP bisa bubar, karena nggak punya capres kan," kata dosen Komunikasi Politik di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM itu kepada Kompas.TV, Rabu (23/8/2023) malam.
Kedua, muncul resistensi yang sangat besar di antara partai-partai pendukung KPP, yakni Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Demokrat.
"Saya kira ada resistensi yang sangat besar. Mereka tidak mau, saya kira, kalau Anies dicawapreskan," jelas Direktur eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS) itu.
Ketiga, duet Ganjar-Anies bisa mengubah konstelasi atau memunculkan blok koalisi baru.
Baca Juga: Soal Duet Ganjar-Anies, Pengamat Politik UGM: Kompatibel tapi Tidak Memungkinkan
"Itu juga bisa mengubah konstelasi, potensial mengubah konstelasi blok koalisi dan memunculkan blok koalisi baru, karena selama ini yang muncul kan bertiga dan tidak ada yang bergabung," jelasnya.
Keempat, wacana duet Ganjar-Anies bisa mengguncang Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang mendukung Prabowo Subianto sebagai bacapres di Pilpers 2024 mendatang.
"Saya kira di koalisi Prabowo bisa juga terjadi guncangan, karena dari sisi jumlah kursi, dari presidential threshold, koalisi Prabowo itu kan memungkinkan mereka mengusung capres tersendiri, pasangan capres-cawapres, kalau mereka tidak terakomodasi kepentingannya," terangnya.
Ia menekankan, pencalonan Anies sebagai bacawapres bisa menyebabkan KPP bubar serta mengguncang blok koalisi Prabowo.
"Implikasinya itu bukan hanya KPP bisa goyang dan bahkan bubar, tapi juga ada resistensi tadi terkait kekecewaan, ketiga itu bisa mengguncang blok koalisi Prabowo," tutur Nyarwi.
"Karena saya kira mereka juga akan berpikir peluang-peluang untuk mencalonkan pasangan capres-cawapres yang bisa potensial," tegasnya.
Baca Juga: Waketum Nasdem: Dulu Surya Paloh Pernah Mewacanakan Duet Ganjar-Anies
Sebagaimana telah diberitakan Kompas.TV sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali mengatakan, dahulu ketua umumnya, Surya Paloh, pernah mewacanakan menduetkan Ganjar Pranowo dengan Anies Baswedan di Pilpres 2024.
Ali menjelaskan, ide itu pernah terlontar dari Surya Paloh ketika partainya belum mendeklarasikan Anies sebagai bakal capres di pesta demokrasi nanti.
"Wacana itu dulu pernah disampaikan oleh Pak Surya ketika Partai NasDem dan koalisinya belum mengumumkan Anies Baswedan sebagai (bakal) calon presiden," kata Ali, Rabu (23/8/2023).
Menurut dia, wacana itu sudah tak lagi relevan, karena kini Anies sudah dideklarasikan oleh Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) untuk menjadi bakal capres. KPP terdiri dari Nasdem, Demokrat dan PKS.
"Dengan pencapresan mas Anies dan koalisinya, wacana itu menjadi tidak relevan lagi hari ini," jelasnya dilansir dari Tribunnews.com.
Selain itu, lanjut dia, sikap partainya tidak akan berubah untuk mendukung Anies menjadi bakal capres.
Sebaliknya, Nasdem tidak pernah terbesit untuk mengubah keputusan Anies menjadi bakal cawapres.
Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV, Tribunnews