> >

Sejarah Merah Putih yang Jadi Bendera Negara Indonesia Sudah Ada Sejak Ratusan Tahun Lalu

Humaniora | 15 Agustus 2023, 14:04 WIB
Bendera Merah Putih raksasa berkibar di Jembatan Emas Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung, Kamis (1/6/2023). (Sumber: Pemprov Bangka Belitung)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia selalu dimeriahkan dengan pemasangan bendera merah putih. Tak hanya itu, nuansa merah putih juga dipastikan mewarnai setiap sudut desa atau kota di Indonesia.

Sejarah Merah Putih sebagai bendera negara Indonesia memiliki asal-usul yang cukup menarik. Asal-usul bendera Merah Putih disebut telah ada sejak ratusan tahun lalu.

Warna merah putih sebagai lambang negara pertama kali ditemukan dalam Prasasti Gunung Butak peninggalan Majapahit sekitar 1294 M. Warna merah putih kemudian digunakan oleh perhimpunan mahasiswa Indonesia di Belanda.

Baca Juga: Satgas Yonif PR 433/JS Ajak Warga Distrik Yigi, Pasang Bendera Merah Putih

Penggunaan bendera itu berawal ketika perhimpunan mahasiswa Belanda menghadiri konferensi di Driebergen pada 1920. Sultan Hamengkubuwono VIII yang turut menghadiri acara tersebut datang menggunakan mobil dengan umbul-umbul "gula-kelapa". 

Hal ini menjadi inspirasi bagi para mahasiswa untuk membuat bendera dengan warna yang sama. Untuk memberikan corak lain, ditambahkanlah kepala kerbau pada bendera itu.

Bendera itu kemudian ditempatkan di gedung pertemuan para mahasiswa. Bahkan di depan bendera itu, para mahasiswa disebut banyak yang mengheningkan cipta sebelum menempuh ujian. 

Beberapa tahun kemudian, Bung Karno mengubah gambar kerbau itu menjadi banteng yang dianggapnya lebih perkasa. Baru pada 1944, dibentuk sebuah panitia yang diketuai oleh Ki Hajar Dewantoro dengan tugas menjelaskan warnah Merah Putih dan menentukan ukuran bendera. 

Kedua warna itu kemudian dimaknai dengan berani (merah) dan suci (putih). Bendera Indonesia memiliki perbandingan tinggi dan lebar 2:3.

Saat Jepang memberi janji kemerdekaan kepada Indonesia sekitar 1944. Janji itu dipenuhi dengan pembentukan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Salah satu pembahasan rapat BPUPKI adalah pemakaian bendera dan lagu kebangsaan yang sama di seluruh Indonesia. Kemudian, diputuskan Indonesia akan menggunakan bendera merah putih.

Orang yang menjahit bendera merah putih adalah Fatmawati setelah kembali ke Jakarta dari pengasingan di Bengkulu. Presiden ke-1 Indonesia Soekarno memerintahkan Chaerul Basri untuk mengambil kain dari gudang di Jalan Pintu Air untuk diantarkan ke Jalan Pegangsaan Nomor 56, Jakarta.

Kain itu akan digunakan sebagai bendera yang dikibarkan saat proklamasi kemerdekaan Indonesia. Kain itu merupakan katun halus dengan warna merah dan putih.

Sang Merah Putih dibawa presiden, wakil presiden, dan para menteri yang pindah ke Yogyakarta pada 1946. Perpindahan itu terjadi karena Jakarta sedang tidak aman.

Namun pada 1948, Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda lagi. Presiden Soekarno pun berusaha menyelamatkan Sang Merah Putih dengan menitipkannya kepada ajudan tepercayanya, Husein Mutahar.

 

Dengan alasan keamanan, Husein kemudian membagi dua bendera negara menjadi dua bagian, yaitu warna merah dan putih terpisah di dua tas berbeda. Pada 1949, ketika Presiden Soekarno berada di pengasingan di Bangka Belitung, ia meminta kembali bendera itu dan menjahitnya kembali.

Baca Juga: Bendera Merah Putih Raksasa Berkibar di HUT RI Ke-78

Setelah selesai dengan masa pengasingan pada 1949, Presiden Soekarno membawa kembali bendera negara ke Yogyakarta dan dikibarkan di Gedung Agung pada 17 Agustus 1949. Bendera Pusaka terpaksa dikibarkan terakhir kali pada 17 Agustus 1968 karena kondisinya sudah sangat rapuh dan warnanya pudar.

Sejak saat itu, Indonesia tidak lagi mengibarkan bendera merah putih asli, melainkan duplikasinya. Bendera Pusaka kemudian disimpan di vitrin yang terbuat dari flexi glass di Ruang Bendera Pusaka di Istana Merdeka.

Penulis : Switzy Sabandar Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU