Polisi Beberkan Rencana Pembuat Bom Bunuh Diri Polsek Astana Anyar: Targetkan Mapolresta Surakarta
Hukum | 4 Agustus 2023, 17:32 WIBSOLO, KOMPAS.TV – Perakit bom bunuh diri yang meledak di Mapolsek Astana Anyar, Bandung pada Desember 2022 lalu ternyata menyasar Mapolresta Surakarta sebagai target lain.
Penjelasan itu disampaikan oleh juru bicara Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri, Kombes Pol Aswin Siregar, dalam konferensi pers di Solo, Jawa Tengah, Jumat (4/8/2023).
Menurut Kombes Aswin, berdasarkan pengakuan seorang tersangka teroris berinisial S alias SU yang tertangkap di Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (1/8/2023), saat itu ada dua pilihan target.
“Terkait dengan peristiwa bom, dari pernyataan SU sendiri, tentang rencana yang dilakukan oleh SU dan AM tersebut sebetulnya di dua tempat.”
“Waktu itu AM alias AS memilih lokasi di Bandung, sedangkan SU memilih untuk lokasi Solo atau Surakarta dan sekitarnya,” lanjut Kombes Aswin.
Kombes Aswin menjelaskan, masih berdasarkan pengakuan tersangka, lokasi target di kawasan Solo, Jawa Tengah, adalah Mapolresta Surakarta.
Baca Juga: Densus 88 Tangkap 5 Tersangka Teroris yang Terlibat dalam Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar
“Berdasarkan keterangan yang kita ambil dan hasil penyelidikan, sasarannya adalah Mapolresta Surakarta atau kantor polisi.”
Sementara, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Ahmad Ramadhan, menyebut tersangka S belajar membuat bom dari Soghir, seorang murid Dr Azhari.
“Saudara S berlatih membuat switching bomb mulai tahun 2010, dilatih oleh Saudara Soghir. Ini merupakan kelompok jaringan teroris JI,” jelasnya dalam konferensi pers yang sama.
“Dia juga berlatih membuat bahan peledak dan switching di tahun 2012, dilatih oleh Saudara B, yang merupakan anggota jaringan teroris JAT, yang menamakan diri Al Qaedah Indonesia.”
Jenis bahan peledak yang dipelajari oleh tersangka S ada dua macam, yakni berdaya ledak tinggi (high explosive) dan rendah (low explosive).
“Untuk peristiwa yang di Polsek Astana Anyar itu kadarnya adalah high explosive, sehingga korbannya terurai menjadi beberapa bagian.”
“Fakta akibat peristiwa bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, waktu itu pelaku membawa dua ransel, satu di depan dan satu di belakang,” tambahnya.
Namun, kata Ahmad Ramadhan, saat itu yang meledak hanya ransel di belakang. Jika ransel depan juga meledak, kata dia, maka akan lebih banyak korban yang berjatuhan.
“Saat itu yang meledak hanya satu, yang bagian belakang, sehingga selain pelaku meninggal ada satu anggota polisi yang posisinya pas di belakang.”
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV