Ketika Pak Harto Tegur Ketua Umum Golkar karena Perolehan Suara Merosot Tajam
Peristiwa | 30 Juli 2023, 11:10 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Sejarah Partai Golkar tidak bisa dipisahkan dari Presiden Soeharto dan Orde Baru. Sebab di masa itu, Golkar berjaya.
Namun ada peristiwa yang membuat Pak Harto marah kepada ketua umum Golkar Wahono karena perolehan suara yang merosot tajam, yakni pada Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 1992.
"Di bawah kepemimpinan Wahono, suara Golkar turun tajam dari 73% tahun 1987 menjadi 68% tahun 1992," kata William Liddle, pengamat politik dari Ohio University, AS, dalam bukunya "Islam, Politik dan Modernisasi" (terbitan Sinar Harapan, 1997).
Baca Juga: Hari Ini 15 Tahun Silam Soeharto Meninggal Dunia, Presiden dengan Masa Jabatan Lebih dari 3 Periode
Menurut Liddle, Wahono ditegur atas kesalahannya. Pak Harto menegur dalam sebuah pidato yang sebenarnya jarang dilakukan secara publik terhadap para pembantunya.
Gara-gara itulah, Wahono diganti oleh Harmoko pada 1993.
Baca Juga: Sejarah Hari Korpri, Dibentuk Era Soeharto hingga Dirayakan PNS Tiap 29 November
Mengapa Pak Harto sampai marah? Liddle memberi analisa bahwa Pak Harto perlu memastikan bahwa dia memiliki inti grup yang punya kendali terhadap golongan-golongan dan birokrasi.
"Dia harus yakin akan kesetiaan pribadi anggota-anggota grup ini, karena mereka adalah pelaksana-pelaksana kunci untuk terpilih kembali dirinya sebagai presiden di sidang MPR tahun 1998," kata Liddle.
Seperti diberitakan Kompas.tv sebelumnya, saat ini Partai Golkar yang dikomandoi Ketua Umum (Ketum)-nya yakni Airlangga Hartarto tengah gonjang-ganjing dengan isu Munaslub.
Alasannya, hasil survei elektabilitas Golkar yang terus menurun serta hasil survei Airlangga yang menjadi bacapres partai tersebut tak kunjung membaik. Imbasnya kursi Airlangga Hartarto pun tengah digoyang untuk dilengserkan.
Bahkan sejumlah nama menteri Presiden Joko Widodo atau Jokowi yakni Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Investasi Bahli Lahadalia muncul menjadi sosok yang disebut-sebut siap menggantikan Airlangga sebagai Ketua Umum Golkar.
Penulis : Iman Firdaus Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV