Begini Reaksi Gibran soal Anggapan PDIP Partai yang Sombong
Politik | 28 Juli 2023, 07:40 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka tidak sependapat dengan penilaian PDI Perjuangan merupakan partai yang sombong.
Gibran menjelaskan, jika PDIP partai yang sombong, tidak mungkin memberikan tempat bagi anak muda seperti dirinya sebagai pemimpin.
Selama menjadi kader, Gibran merasakan PDIP memberikan tempat bagi anak-anak muda dan sudah ada badan tersendiri.
"Anak-anak muda itu pasti diberikan tempat, contohnya saya kan ada di situ juga. Sebenarnya apa yang dipersepsikan publik kenyataannya tidak sejelek itu," ujar Gibran di program Rosi KOMPAS TV, Kamis (27/7/2023).
Lebih lanjut Gibran menjelaskan, saat ini dirinya sedang memelajari cara untuk merangkul Generasi Z untuk tidak bersikap apatis di Pemilu 2024 mendatang.
Baca Juga: Kata Puan Soal Isu Retak Hubungan Megawati dan Prabowo Jelang Pilpres 2024
Menurutnya pendekatan kepada Gen Z tidak mudah dan harus punya perlakuan berbeda. Pendekatan politik dengan pola-pola lama tidak akan mungkin lagi masuk dan diterima Gen Z.
"Ini yang sedang saya pelajari. Bonus demografi kalau treatment masih seperti dulu ya ini enggak ketangkep," ujarnya.
Gibran menilai saat ini pendekatan politik sudah tidak laku di kalangan Gen Z. Pendekatan yang dilakukan harus menyasar ke komunitas, hobi hingga olah raga.
Sebab Gen Z tidak bisa lagi dipaksakan untuk mengikuti atau memilih sesuatu. Semisal dalam satu acara pertemuan untuk menjaring pemilih anak muda, Gen Z tidak bisa dipaksakan menggunakan pakaian atau atribut tertentu.
Kemudian dalam kegiatan kampanye misalnya, Gen Z tidak mungkin mau dikumpulkan di lapangan berpanas-panasan.
Baca Juga: Ketum PDIP Megawati: Jokowi Petugas Partai, Saya yang Mencalonkan!
Bahkan Gen Z bisa memiliki pilihan yang berbeda dari yang disarankan keluarga saat masuk ke TPS nanti.
Tantangan yang dihadapi lainnya yakni Gen Z bisa kapan pun lepas meski sudah bisa dirangkul. Untuk itu dalam menyiasati bonus demografi, perlu perlakuan berbeda dari sebelumnya.
"Kalau pendekatan politik sudah enggak bisa. Ketika sudah dirangkul mereka bisa lepas kapan pun," ujar Gibran.
"Mereka ini kalau nyoblos pasti nyoblos, kalau enggak ya enggak. Memang susah treatment-nya dan saya yakin pilihannya juga enggak sama seperti ayah dan ibunya. Mereka sudah bisa menentukan sikap sendiri dan enggak harus sama," pungkasnya.
Penulis : Johannes Mangihot Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV