Menakar Arah Koalisi PKB dan Gerindra setelah Muhaimin Berpasrah dengan Takdir soal Posisi Cawapres
Rumah pemilu | 26 Juli 2023, 07:45 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Pernyataan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin soal takdir yang menentukan nasib Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) saat pidatonya di Harlah ke-25 PKB dinilai sebagai bentuk sindiran kepada Partai Gerindra.
Sejauh ini KKIR belum mendeklarasikan secara resmi siapa capres dan cawapres yang akan diusung. Namun nama Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar menjadi kandidat capres dan cawapres yang mencolok di KKIR.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi menilai pernyataan Muhaimin di acara Harlah PKB merupakan pesan agar Partai Gerindra segera mendeklarasikan Muhaimin atau Cak Imin sebagai pasangan Prabowo Subianto.
Menurut Burhanuddin pesan tersebut juga bisa dinilai sebagai sinyal "ancaman" akan adanya pergantian arah koalisi PKB ke partai lain, jika Muhaimin tidak dijadikan cawapres Prabowo.
"Bahasa yang kira-kira ingin disampaikan oleh Muhaimin Iskandar dalam Harlah PKB adalah PKB terbuka untuk pindah ke lain hati," ujarnya di program Kompas Malam KompasTV, Selasa (25/7/2023).
Baca Juga: Soal Kedekatan Prabowo-Erick, PKB: Tak Baik Jadi Orang Ketiga di Tengah Koalisi yang Sudah Dibentuk!
Meski memberi pesan ke Gerindra, Burhanuddin menilai PKB kemungkinan tidak akan keluar dari KKIR walau bergabung dengan PDI Perjuangan (PDI-P).
Sebab tidak ada jaminan juga Muhaimin akan dipilih sebagai pendamping Ganjar Pranowo, bakal Capres dari PDI-P.
Di sisi lain, Gerindra saat ini memiliki posisi tawar yang tinggi lantaran elektabilitas Prabowo sedang meningkat.
Jika PKB keluar koalisi, Gerindra bisa menggandeng Partai Golkar ataupun PAN yang selalu menawarkan Erick Thohir sebagai kandidat bakal cawapres.
Penulis : Johannes Mangihot Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV