Peluru Pindad Dilirik Negara Lain, Pemerintah bakal Cari Mitra buat Produksi Besar-besaran
Peristiwa | 24 Juli 2023, 21:49 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah berencana mengembangkan industri pertahanan PT Pindad dengan mencari mitra.
Presiden Jokowi menyebut, rencana pengembangan PT Pindad ini dilakukan setelah dirinya mendapat permintaan aminusi senjata yang tinggi.
Jokowi menjelaskan, dalam setiap kunjungannya ke negara lain, banyak pihak selalu menanyakan soal yang berkaitan dengan peluru.
"Sekarang dunia memang kekurangan peluru," ujar Jokowi saat meninjau pabrik PT Pindad, Malang, Jawa Timur, Senin (24/7/2023).
Presiden menyatakan, sebelum mendapat suntikan modal, produksi peluru dari Pindad hanya 275 juta.
Baca Juga: Prabowo, Erick, Jokowi dan Ibu Iriana Jajal Maung saat Kunjungi PT Pindad di Malang
Setelah mendapatkan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp700 miliar, produksi peluru Pindad meningkat hampir dua kali lipat, yakni sebesar 415 juta peluru.
"Industri pertahanan di negara kita memang memiliki prospek yang baik dan harus dikembangkan. Baik berkaitan dengan peluru, kendaraan, senjata, semuanya. Karena permintaannya banyak," ujar Presiden Jokowi.
Dalam peninjauan tersebut, Presiden juga sempat membahas peluang pengembangan Pindad. Presiden Jokowi mendorong agar Pindad mencari mitra agar pengembangan perusahan industri pertahanan ini lebih cepat lagi.
Pemerintah juga berencana menggeser lokasi produksi PT Pindad yang berada di Bandung ke kawasan industri di Subang, Jawa Barat. Lokasi baru tersebut merupakan tanah milik BUMN.
"Nanti akan kami rapat terbatas dan akan diputuskan akan ke mana Pindad dibawa. Secara bertahap, Pindad di Bandung akan dipindahkan ke kawasan industri di Subang, sehingga punya lahan luas untuk pengembangan Pindad karena memiliki prospek yang sangat baik," ujar Presiden.
Baca Juga: Nasib Pindad di Bandung akan Digeser Pemerintah, Ini Kata Jokowi
"Di sini (Malang) tetap, kalau mitranya meminta jumlah produksi besar, untuk pengembangan bisa dibangun di Subang," pungkas Jokowi.
Penulis : Johannes Mangihot Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV