> >

Hadapi Puncak El Nino, Masyarakat Diminta Tetap Waspadai Potensi Banjir di Tengah Ancaman Kekeringan

Peristiwa | 20 Juli 2023, 13:50 WIB
Ilustrasi kekeringan akibat El Nino. (BMKG) memprediksi puncak fenomena iklim El Nino akan terjadi pada  Agustus-September 2023. (Sumber: Antara)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)  memprediksi puncak fenomena iklim El Nino akan terjadi pada  Agustus-September 2023 dengan intensitas lemah hingga moderat.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut dampak dari El Nino ini mengakibatkan minimnya ketersediaan air atau kekeringan, yang dikhawatirkan berpengaruh pada ketahanan pangan di Indonesia.

Namun ditengah ancaman kekeringan El Nino, Dwikorita meminta publik untuk tetap mewaspadai bencana hidrometeorologi seperti banjir.

"Masih tetap ada kemungkinan satu wilayah mengalami kekeringan, tetangganya mengalami banjir atau bencana hidrometeorologi," kata Dwikorita di Istana Negara, Jakarta, Selasa (18/7/2023).

Hal tersebut, kata dia, disebabkan karena letak geografis Indonesia yang diapit dua samudera dan memiliki topografi yang bergunung-gunung di sepanjang khatulistiwa.

"Artinya bukan berarti seluruhnya serempak kering, ada disela-sela itu yang juga mengalami bencana hidrometeorologi basah," tegasnya.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca BMKG: Sebagian Kota Indonesia Cerah Berawan, Efek El Nino & IOD yang Bikin Khawatir

Oleh karena itu, Kepala BMKG pun mengimbau kepada seluruh elemen masyarakat untuk berperan aktif menjaga lingkungan dan terus memantau perkembangan cuaca dari BMKG.

"Kami menghimbau masyarakat untuk terus menjaga lingkungan, mengatur tata kelola air dengan bijak, dan beradaptasi dengan pola tanah yang ada," jelasnya.

"Selain itu, memantau perkembangan informasi cuaca dan iklim yang terus berubah dari waktu ke waktu sangatlah penting dan dapat diakses melalui BMKG," imbuh Dwikorita.

Sementara itu, dia mengeklaim, pemerintah sudah melakukan antisipasi menghadapi El Nino sejak bulan Februari 2022 lalu.

Namun, Dwikorita menyebut langkah antisipasi tersebut perlu terus diperkuat.

Mengutip dari laman BMKG, El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.

Pemanasan atau peningkatan suhu ini menyebabkan pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia. 

Atau dengan kata lain, El Nino memicu terjadinya kondisi kekeringan untuk wilayah Indonesia secara umum.

Baca Juga: Instruksi Jokowi ke Kementan dan Bulog Hadapi El Nino: Tambah dan Serap Produksi Beras dalam Negeri

 

Penulis : Isnaya Helmi Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU