> >

Gelar Indonesia Net-Zero Summit 2023, FPCI Ajak Masyarakat Peduli Iklim Indonesia

Humaniora | 8 Juli 2023, 00:00 WIB
Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) saat ini menaruh perhatian khusus pada perkembangan isu perubahan iklim yang terjadi di dunia, terkhusus di Indonesia.  (Sumber: FPCI)

Baca Juga: Toko Buku Gramedia Kini Semakin Canggih dengan Microsoft 365 & Konsep ‘Pay and Go’!

Advokasi iklim dan net zero FPCI Climate Unit sadari dalam dua tahun terakhir adalah krisis iklim merupakan suatu tantangan yang sangat besar dan universal dan tidak mungkin dapat diselesaikan sendiri, butuh gotong royong antar komunitas, organisasi, bahkan seluruh bangsa di dunia harus bekerja sama.

Oleh karenanya dalam momentum INZS, FPCI mengadakan Climate Hero Award yang dianugerahkan kepada tokoh-tokoh dan kelompok-kelompok masyarakat yang berjasa dalam memperjuangkan ambisi, komitmen, dan aksi iklim Indonesia. 

Melalui Climate Hero Award ini, FPCI ingin menghargai kepemimpinan dan ketekunan para tokoh ini dalam advokasi aksi iklim mereka yang ambisius dan progresif. Climate Hero Award ini adalah pengakuan tinggi terhadap kontribusi signifikan para tokoh untuk bangsa Indonesia dan masa depan net-zero dunia. 

Penghargaan pertama dianugerahkan kepada Ibu Mercy Barends, selaku Ketua Kaukus Ekonomi Hijau DPR RI dan Anggota Komis VII di bidang energi, riset dan teknologi, serta lingkungan. Ibu Mercy telah mengabdikan diri sebagai wakil rakyat selama hampir 1 dekade. 

Sebagai perwakilan rakyat, Ibu Mercy secara konsisten mengadvokasikan kebijakan yang pro-lingkungan dan pro-iklim. Ibu Mercy terus memperjuangkan dan menciptakan lingkungan politik dan kebijakan Indonesia yang bisa mendukung masa depan hijau bagi kita semua.

Climate Hero Award berikutnya dipersembahkan kepada kelompok terpenting yang merupakan garda terdepan penjaga alam dan pelindung ekosistem untuk keberlangsungan hidup umat manusia, yang tidak lain dan tidak bukan adalah Masyarakat Adat Indonesia di seluruh penjuru tanah air. 

Salah satunya, Komunitas Adat Marena yang mengimplementasikan nilai-nilai kearifan lokal "Aluk Tanah" dalam pengelolaan hutan dan sumber daya alam – yaitu kepercayaan bahwa karena manusia berasal dari tanah, maka sudah sepantasnya juga tanah harus dijaga.

Penghargaan selanjutnya diberikan kepada Prof. Emil Salim atas kepemimpinan, dedikasi tinggi serta konsistensi perjuangannya terhadap advokasi iklim Indonesia. Prof. Emil Salim adalah Menteri Lingkungan Hidup pertama Indonesia dan juga adalah satu - satunya veteran pendekar iklim yang telah malang melintang dalam sejarah terpanjang bangsa Indonesia, lintas tiga generasi. 

Baca Juga: Kompas Gramedia Salurkan Hewan Kurban ke Masyarakat Palmerah Jakbar

 

Penulis : Kiki Luqman Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU