> >

Panda Nababan Ungkap Alasan Nilai Gibran Anak Ingusan Masih Perlu Belajar

Politik | 30 Juni 2023, 20:12 WIB
Politisi Senior PDI Perjuangan Panda Nababan di program Kompas Petang, KOMPAS TV, Jumat (30/6/2023). (Sumber: KOMPAS TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Politikus Senior PDI Perjuangan Panda Nababan angkat bicara terkait pernyataan anak ingusan yang ditujukannya ke Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka.

Panda menjelaskan pernyataan itu merespons pernyataan Ketua Umum Relawan Pro Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi mengenai gugatan batas usia presiden di Mahkamah Konstitusi (MK). 

Dalam diskusi Budi menilai jika MK mengabulkan batas usia presiden bisa di bawah 40 tahun maka akan muncul sosok Gibran.

Mendengar hal tersebut Panda bereaksi. Menurutnya pernyataan Budi yang mengangkat Gibran terlalu mengada-ada. 

Panda menilai Gibran butuh belajar dan butuh melewati proses seperti Joko Widodo. Ia juga tak ingin kepemimpinan di Indonesia menjadi dinasti politik. 

Baca Juga: Dipuji Prabowo sebagai Pemimpin Masa Depan, Gibran: Masih Harus Banyak Belajar

"Itu sebenarnya saya menanggapinya dan kemudian dalam hal ini Gibran sendiri banyak yang harus perlu dia pelajari," ujar Panda di program Kompas Petang KOMPAS TV, Jumat (30/6/2023).

Panda menilai Gibran harus lebih banyak berproses dan belajar. Ia memberi contoh saat Gibran dimintai pendapat mengenai arah Jokowi setelah presiden. 

Menurut Gibran setelah sang ayah selesai memimpin lebih baik kembali ke Solo, sebab masih banyak yang lebih pintar dari Jokowi.

Kemudian saat Gibran mengomentari upaya Jokowi merelokasi pedagang kaki lima yang harus berdialog lebih dari 30 kali sebelum dipindahkan untuk menghindarai kekerasan dari Satpol PP. 

"Jokowi bersabar berdialog, lantas apa kata Gibran, 'Kalau aku tidak perlu 30-40 kali dialog, tiga empat kali saja langsung pindahin.' Nah di situ ada satu hal ini anak mesti ditegur, dikasih ingat," ujar Panda. 

Baca Juga: Panda Nababan Sebut Rekonsiliasi PDIP dan Demokrat Tergantung SBY Siap Jawab Pertanyaan Megawati

"Poinnya bukan ketegasan, dia (Gibran) tidak menangkap jiwa yang diupayakan Jokowi mendekatkan hati rakyatnya, baru mengambil keputusan. Itu pelajaran yang perlu sama dia, jangan dibikin enteng. Apa yang dilakukan Jokowi ke pedagang itu menggugah hati rakyat. Itu perlu pelajaran perlu pengalaman," sambung Panda.  

Lebih lanjut Panda mengingatkan, jika Gibran maju sebagai cawapres, maka akan muncul dinasti politik di Indonesia. 

Hal ini tidak baik untuk kemajuan demokrasi di tanah air. Apalagi dengan membawa nama Jokowi. 

Menurut Panda, baik Gibran maupun Bobby Nasution yang dikenal karena dari lingkaran Jokowi harus bisa menunjukkan prestasi lebih baik dari Jokowi. 

Hal ini untuk membuktikan terpilihnya Gibran ataupun Bobby bukan karena dinasti politik, tetapi memiliki potensi sebagai pemimpin.

Baca Juga: Ingatkan Gibran Tidak Banyak Omong, Megawati: Silent is Golden

"Karena sensitif sekali membawa nama Jokowi, begitu juga Gibran. Tentu harus lebih baik, lebih hebat lagi, lebih berprestasi lagi. Bukan karena mantunya dan anaknya maka dapat kedudukan, tapi karena kerja keras, integritas, kepribadian dan prestasi," ujar Panda. 

"Saya yakin Jokowi juga tidak terpikirkan untuk itu (dinasti politik), itu mengkhianati demokrasi," sambung Panda. 

 

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU