Mahfud MD Ungkap Temuan Transaksi Miliaran Rupiah untuk Merakit Bom, Modusnya Beli Sajadah
Peristiwa | 14 Juni 2023, 10:39 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Mahfud MD, mengungkapkan temuan transaksi bernilai miliaran rupiah yang digunakan untuk merakit bom dengan modus pembelian sajadah.
Demikian hal tersebut disampaikan oleh Mahfud MD saat memberikan sambutan dalam Pengarahan Gerakan Literasi Digital di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, pada Selasa (13/6/2023).
Baca Juga: Mahfud MD Sebut Negara Akui Punya Utang ke Jusuf Hamka di Zaman Menkeu Brodjonegoro
Mahfud MD awalnya menyampaikan bahwa penggunaan teknologi digital kini menjadi media baru bagi kelompok teroris untuk melancarkan aksi kejahatannya.
Tak hanya sebatas itu, lanjut Mahfud, teknologi digital tersebut bahkan menjadi media bagi kelompok teroris untuk merekrut anggota baru.
"Saudara, ada cyber terrorist di mana teknologi digital telah memberikan alat baru bagi kelompok teroris untuk melancarkan serangan dan merekrut anggota baru untuk merencanakan serangan," kata Mahfud.
Mahfud kemudian menyebut soal banyaknya transaksi mencurigakan yang ditemukan oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan atau PPATK.
Salah satunya, lanjut Mahfud, terkait transaksi miliaran rupiah yang digunakan untuk merakit bom. Untuk mengelabui kegiatan ini, kelompok teroris tersebut memakai modus membeli sajadah.
Baca Juga: Terduga Teroris di Tulungagung Dikenal Sosok Alim dan Pintar, Rekayasa Motor Pakai Bahan Bakar Gas
"Jadi saya lihat berapa banyak yang mencurigakan bahwa ini untuk terorisme. Ngirim uang ke suatu daerah untuk memesan produk sajadah di sebuah tempat di Jawa Timur. Uangnya miliaran. Tapi tidak ada feedback-nya dari perusahaan yang dikirimi itu, sajadah," ujar Mahfud.
"Yang kemudian setelah dilacak-dilacak itu digunakan untuk merakit bom, dan sebagainya-sebagainya. Begini ini.”
Selain itu, Mahfud juga mengingatkan terkait serangan siber yang disponsori oleh suatu negara dengan tujuan melakukan pengintaian hingga pencurian data dan informasi.
Lalu, Mahfud menyinggung Bjorka, pelaku penyerangan sejumlah website milik pemerintah yang sempat membuat gempar masyarakat.
"Di sini ada data pribadi bocor, Bjorka, pembicaraan telepon antara presiden dengan menteri bocor dulu Wikileaks, dan bisa lebih dahsyat dari itu, hanya saja ini tidak kita ketahui," kata Mahfud.
Baca Juga: Update Penangkapan 2 Tersangka Teroris di Jatim, Densus 88: dari Kelompok JI dan JAD
Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV