Pelukis Ramadhyan Putri Pertiwi Gelar Pameran Kedua di Bentara Budaya Yogyakarta
Humaniora | 14 Juni 2023, 06:40 WIBBaca Juga: Pemuda Desa Adat Tenganan Pegringsingan Bali Gelar Tradisi Perang Pandan
Rama menjelaskan periode jeda merupakan salah satu fase terpenting dalam hidup karena berkaitan dengan kesanggupan seseorang dalam menghadapi kenyataan.
Tentu saja dalam menghadapi dan menyadari kenyataan, semua orang membutuhkan jiwa dan mental yang kuat. Diri sendiri harus berani untuk berteriak tidak, jika tidak ingin melakukan sesuatu, sebab orang lain tidak akan melakukannya untuk kita.
Dalam salah satu karya yang berjudul Twigs, Rama menggambarkan abstraksi ranting-ranting pohon yang ditumpuk dan terjalin dengan buah, daun, dan bunga.
Jalinan dan saling terkait antara unsur-unsur pohon itu dimaknai sebagai ‘kerja sama’ dari semua bagian pohon untuk hidup.
"Hal yang perlu direnungkan dari karya tersebut adalah kita sebagai manusia harus menggunakan seluruh fisik dan emosi kita, mengerahkan seluruh jiwa dan raga untuk bertahan hidup. Manusia tidak hanya berjuang untuk hidup bahagia, namun juga harus menerima segala kesedihan, kemarahan dan kesalahan sebagai bagian dari diri sendiri," ujar Rama.
Baca Juga: Desa Wisata Besani di Batang, Edukasi Bahasa Mandarin dan Budaya Lokal
"Kita bukan hanya menjadi pribadi yang siap menerima dan berbuat baik, tetapi juga perlu merangkul sisi jahat, kekerasan dan amarah, menjadi bagian yang tidak terpisahkan demi mencapai satu tujuan, hidup," imbuhnya.
Rama menggunakan flora sebagai metafora kehidupan manusia, karena sebagai sesama makhluk hidup Rama merasa banyak hal yang dapat diperbandingkan.
Seperti siklus kehidupan, lahir, tumbuh, sakit, sembuh, bertambah besar, layu, sehat, tua dan mati. Baik manusia atau flora, semua mengalami itu.
"Alam tentunya adalah guru bagi kehidupan yang apabila direnungkan, banyak sekali hal yang dapat dipelajari dan dipakai sebagai tuntunan hidup," ujar Rama.
Penulis : Johannes Mangihot Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV