> >

Survei Litbang Kompas: Membaca Sebaran Pemilih NU ke Parpol di Pemilu 2024

Rumah pemilu | 31 Mei 2023, 11:18 WIB

 

logo Nahdlatul Ulama, pada Maulid Nabi besok tanggal 19 Oktober akan gelar acara di Istiqlal (Sumber: Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS TV - Nahdlatul Ulama (NU) merupakan organisasi masyarakat (ormas) Islam terbesar di Indonesia. Oleh sebab itu, suara para kaum nahdliyin akan diperebutkan para partai politik (parpol) di Pemilu 2024. 

Dikutip dari Kompas.id, Rabu (31/5/2023), hasil survei Litbang Kompas Mei 2023 menyebutkan, 61,7 persen responden mengaku sebagai warga nahdliyin. 

Dari sisi jumlah yang besar ini sedikit banyak juga menjadi gambaran bagaimana arah pemilih di pemilihan umum nanti.

Baca Juga: Gus Yahya: Bakal Cawapres NU Bukan Urusan Kami

Setidaknya dari lima survei terakhir yang digelar, ada pola yang sama antara pilihan responden secara umum dan kelompok responden dari latar belakang NU ini.

Di kelompok responden secara umum, pilihan terhadap partai politik menghasilkan empat partai politik selalu berada di papan atas, yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Golongan Karya (Golkar), dan Partai Demokrat. 

Hal yang sama juga ditemui pada kelompok responden NU.

Di survei Litbang Kompas periode Mei 2023, pemilih dari kalangan NU lebih banyak menjatuhkan pilihan ke PDIP dengan 22,6 persen. 

"Angka ini sedikit naik dibandingkan survei Januari 2023. Kenaikan dukungan dari responden warga NU juga diraih oleh Partai Gerindra di mana ada kenaikan sekitar 8 persen dibandingkan survei sebelumnya," tulis Tim Litbang Kompas, Rabu. 

Pada survei Mei 2023, Gerindra mendapatkan sumbangan elektoral dari pemilih NU mencapai 19,6 persen dari sebelumnya di survei Januari 2023 berada di angka 11,5 persen. 

Angka elektoral Gerindra di mata warga nahdliyin ini tercatat paling tinggi dari lima survei terakhir yang digelar Litbang Kompas.

Sementara itu, Partai Golkar cenderung berada di rentang 7-9 persen dukungannya dari kelompok responden warga NU ini. Angka yang sama juga dialami oleh Partai Demokrat.

Setali tiga uang dengan Golkar dan Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang selama ini dikenal secara emosional dekat dengan warga NU juga masuk dalam kategori rentang elektoral 7-9 persen.

Selanjutnya dengan rentang elektoral 3-6 persen ada PPP, PKS, PAN, Perindo dan Nasdem. 

Baca Juga: Prabowo Naik di Survei Litbang Kompas, Gerindra Akui Ada Efek Jokowi | DUA ARAH

Terkait potensi elektoral PKB di mata warga NU ini memberikan sinyal yang makin menguatkan bahwa pilihan dari warga NU tidak serta merta tunggal kepada partai politik (parpol) tertentu.

Dalam sejumlah kesempatan, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menyatakan bahwa NU terus menguatkan upayanya untuk kembali ke Khitah 1926.

 

Gus Yahya, demikian sapaannya, menegaskan beberapa kali bahwa NU menjaga jarak yang sama dengan semua kekuatan politik. Bahkan, di satu kesempatan Gus Yahya menyampaikan bahwa wadah aspirasi politik warga NU tidak didominasi oleh PKB.

Survei periodik melalui wawancara tatap muka ini diselenggarakan pada 29 April-10 Mei 2023. Sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia. 

Menggunakan metode ini, pada tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error penelitian lebih kurang 2,83 persen dalam konsisi penarikan sampel acak sederhana. Meskipun demikian, kesalahan di luar pemilihan sampel dimungkinkan terjadi. Survei dibiayai sepenuhnya oleh Harian Kompas.

Penulis : Fadel Prayoga Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas.id


TERBARU