> >

Cawe-Cawe Jokowi di Pilpres 2024 Dinilai Punya Makna Tertentu, Apa Itu?

Rumah pemilu | 30 Mei 2023, 15:45 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (kiri), Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (tengah) dan Presiden Joko Widodo berjalan di tengah sawah dalam kunjungan kerja mereka ke Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (9/3/2023). (Sumber: Humas Pemprov Jateng via ANTARA)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pengamat politik Adi Prayitno menyebut, cawe-cawe Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai bentuk penerjemahan atas kritik publik terkait sikapnya menjelang pemilihan umum presiden (Pilpres) 2024.

"Saya kira Jokowi ingin memastikan kepada publik bahwa di 2024 beliau akan cawe-cawe terkait dengan urusan pilpres," ujarnya, Selasa (30/5/2023).

Direktur Eksekutif Parameter Politik ini menyebut, Jokowi adalah tipikal pemimpin yang langsung menerjemahkan kritik publik menjadi kenyataan. 

Ia menilai, publik menganggap Jokowi terlalu sibuk memberikan endorsemen dan dukungan politik terhadap bakal calon presiden (bacapres) tertentu, misalnya bacapres Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Ganjar Pranowo atau bacapres Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto.

"Kritik itu yang sebenarnya diterjemahkan oleh Jokowi, bahwa di pilpres Jokowi itu akan cawe-cawe. Tapi cawe-caweannya itu cukup bersayap," ujarnya.

Di satu sisi, lanjut Adi, Jokowi ingin memastikan bahwa Pilpres 2024 berlangsung adil, jujur, dan transparan. 

Namun, di sisi lain, Presiden Ketujuh Republik Indonesia itu dinilai ingin memastikan bahwa sosok penggantinya nanti adalah orang yang mampu melanjutkan warisan pekerjaan pemerintahannya.

Baca Juga: Jokowi: Pilpres 2024 Krusial, Saya Cawe-cawe Tidak akan Netral

"Satu sisi ingin memastikan pemilu berjalan dengan damai, tapi pada saat yang sama Jokowi juga ingin memastikan yang menjadi presiden adalah (mereka) yang setarikan napas politik, yang seirama, yang memiliki joget politik yang sama dengan Jokowi," ungkapnya.

Adi menyebut, Jokowi memiliki kepentingan politik untuk memastikan bahwa calon penggantinya adalah orang-orang yang ada di lingkaran pemerintahannya, baik Ganjar maupun Prabowo.

"Karenanya ketika Jokowi bilang bahwa sekalipun jogetnya itu beda di pilpres 2024 tapi harus maju ke depan," jelasnya.

Oleh karenanya, menurut Adi, bakal capres Anies Baswedan dinilai tidak akan melanjutkan kerja-kerja pemerintahan Jokowi.

"Kalau itu (Anies) kemudian menang tentu jogetnya tidak ke depan tapi ke belakang, karena Anies ini antitesa, orang yang selama ini berseberangan sejarahnya dengan Jokowi," terangnya.

Baca Juga: Istana Ungkap Alasan Jokowi Ingin Cawe-cawe di Pemilu 2024

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengakui bahwa dirinya cawe-cawe atau mencampuri urusan kontestasi politik menjelang Pilpres 2024.

Pernyataan Jokowi tersebut disampaikan ketika bertemu dengan sejumlah pemimpin redaksi media massa nasional di Istana, Jakarta, Senin (29/5/2023) sore. 

Ia menilai, bangsa ini membutuhkan pemimpin yang bisa menjadikan Indonesia sebagai negara maju pada 2030.

Oleh karena itu, Presiden Ketujuh RI itu menilai, kebijakan dan strategi kepemimpinan berikutnya akan menjadi penentu Indonesia untuk menjadi negara maju atau tidak.

"Karena itu saya cawe-cawe. Saya tidak akan netral karena ini kepentingan nasional," katanya di hadapan para pemimpin redaksi media massa nasional, Senin (29/5).

"Kesempatan kita hanya ada 13 tahun ke depan. Begitu kita keliru memilih pemimpin yang tepat untuk 13 tahun ke depan, hilanglah kesempatan untuk menjadi negara maju," imbuhnya.

 

Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Eddward-S-Kennedy

Sumber : Kompas TV


TERBARU