Anies Bandingkan Capaian Pembangunan Jalan Pemerintahan SBY dan Jokowi di Milad ke-21 PKS
Rumah pemilu | 20 Mei 2023, 18:45 WIBKemudian, lanjut dia, memberikan partisipasi yang terbatas dan terkendali serta meminggirkan mereka yang memiliki pikiran politik yang berbeda.
Baca Juga: Anies Baswedan Posisi Terbawah di Survei, Peneliti LSI Denny JA Ingatkan Hasil Pilkada DKI Jakarta
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga menyebut negara yang memeras atau menyingkirkan sering tidak mengindahkan etika, melakukan tebang pilih dalam menerapkan peraturan yang dibuat untuk menguntungkan mereka yang berada di lingkar kekuasaan.
“Mudah-mudahan tanda-tanda di negeri ini tidak ada di negeri kita, ada yang merasakan? Jangan sampai ada,” ucap Anies.
Dari segi ekonomi, kata mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu, negara yang ekstraktif cenderung membatasi ekonomi dan sumber daya hanya untuk sebagian kalangan.
Baca Juga: Berpidato di Milad ke-21 PKS, Anies Beberkan Perbedaan Negara yang Memeras dan Inklusif
Anies menegaskan hal ini harus dihindari dan penyalahgunaan seperti ini harus diawasi.
Sementara negara yang inklusif, sambungnya, melayani semua kalangan, saling mengawasi dan menyeimbangkan tanpa konflik kepentingan.
Selain itu, kata dia, tidak ada market player yang sekaligus bertindak sebagai regulator atau pembuat peraturan.
“Kalau pedagang ya pedagang saja. Jangan pedagang sekaligus pembuat aturan. Apalagi membuat aturan terkait perdagangan. Tidak rangkap jabatan, apalagi rangkap jabatan yang bertumpuk-tumpuk,” kata Anies.
Dia menambahkan, suatu negara yang inklusif menjunjung rule of law, memperkuat cabang-cabang hukum sehingga transparan dalam mengambil keputusan.
Negara juga akan memberikan kesempatan kepada warga untuk menyuarakan aspirasi tanpa takut dan terbuka terhadap kritik.
Penulis : Switzy Sabandar Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV