> >

2 Opsi Atasi Komplikasi Politik Versi Pengamat: Jokowi Reshuffle Menteri NasDem atau Keluar Sendiri

Politik | 10 Mei 2023, 06:30 WIB
Direktur Eksekutif Poltracking Hanta Yuda dalam dialog Kompas Petang, Kompas TV, Selasa (9/5/2023). (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

“Komplikasi politiknya mulai muncul ketika Anies mengusung isu perubahan, mengkritisi isu-isu yang sekarang menjadi kinerja pemerintahan termasuklah di dalamnya ada tiga menteri dari Partai NasDem,” imbuhnya.

Menurutnya, masalah mulai muncul saat Partai NasDem masih berada di pemerintahan, karena NasDem merupakan partai utama yang mendukung  Anies Baswedan.

Sementara, hingga jelang pemilu mendatang, Anies disebutnya akan mengusung isu-isu yang tidak mendukung pemerintahan.

“Karena itulah, saya kira inilah komplikasi akan muncul dan harus dicari titik tengahnya solusi agar tidak menimbulkan dilema politik ini.”

“Posisi ini menurut saya akan berpotensi menyebabkan NasDem selain dilematis, akan menyebabkan NasDem memiliki posisi dua kaki,” tuturnya.

Satu sisi, kata dia, NasDem tetap mempunyai tiga menteri di dalam pemerintahan, yang merupakan bagian dari pemerintahan Jokowi.

Tetapi di sisi lain, beberapa politisi NasDem, termasuk bacapresnya, mengkritisi pemerintahan di mana NasDem ada di dalamnya.

Meski demikian, Hanta menampik jika disebut apa yang dilakukan Partai NasDem merupakan sesuatu yang tidak etis.

Sebab, menurutnya, tidak ada hal yang dilanggar oleh Partai NasDem, baik secara regulasi maupun secara etik.

“Tetapi ada opsi jalan tengah, jalan keluar, ada dua. Satu, Pak Jokowi sebagai pemilik otoritas memutuskan mengeluarkan tiga menteri dari NasDem.”

Baca Juga: Respons Isu KIB Bubar, NasDem: Koalisi Perubahan Terbuka Bila Mau Gabung

“Kedua, ini lebih realistis karena yang memulai adalah Nasdem, memutuskan memilih (bakal) capres dan mengusung isu perubahan dan mengkritisi pemerintah, maka NasDem menarik tiga menterinya di dalam kabinet, itu paling bagus,” tuturnya.

Hanya saja, masalahnya, kedua pihak sama-sama tidak mau melakukan hal itu untuk mencari simpati publik.

“Siapa yang melakukan, kemudian mereka dikesankan terzalimi, itu bisa mendapatkan simpati publik. Tapi kalau salah satu mengambil sikap itu, selesailah problem atau komplikasi politik ini.”

 

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU