Anies Minta Negara Tak Campur Tangan Pengaruhi Rakyat soal Pilihan Capres di Pemilu 2024
Rumah pemilu | 8 Mei 2023, 07:20 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Bakal calon presiden atau capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan, meminta negara tidak campur tangan mempengaruhi masyarakat dalam menggunakan hak pilihnya pada Pilpres 2024 mendatang.
Sebaliknya, kata Anies, negara harus membiarkan rakyat memilih sendiri siapa sosok pemimpin yang mereka percayai untuk Indonesia ke depan.
Baca Juga: Anies Soal Namanya Sering Nomor 3 di Survei: Saya di Pilkada DKI Tak Pernah Nomor 1, Hasilnya?
Demikian hal tersebut disampaikan Anies dalam pidato politiknya di acara relawan Amanat Indonesia (ANIES) di Tennis Indoor Senayan, Jakarta Pusat, pada Minggu (7/5/2023).
Menurut Anies, negara harus netral dan memercayakan semuanya kepada rakyat soal pemimpin mereka nantinya.
"Biarkan rakyat tanpa dipengaruhi negara, tanpa campur tangan negara, negara netral dan percayakan rakyat, bahwa rakyat menitipkan kewenangan kepada yang punya niat baik dan track record," kata Anies.
Anies pun menegaskan negara tidak boleh mengintervensi rakyat dalam memilih sosok pemimpin untuk lima tahun ke depan.
Apabila negara campur tangan, menurut Anies, maka hal tersebut sama saja dengan melecehkan rakyat.
Baca Juga: Di Depan Relawan, Anies: Yang Khawatir Kehilangan Kekuasaan, Tak Paham Prinsip Dasar Demokrasi
"Kalau negara sampai intervensi, namanya negara sedang melecehkan rakyat Indonesia. Mereka sudah matang, mampu untuk menentukan kepada siapa, tidak perlu ada intervensi-intervensi," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Anies turut menyinggung soal kekuasaan. Menurutnya, setiap 5 tahun sekali atau proses pergantian pemimpin, bukan berarti kekuasaannya berpindah atau hilang.
Sebab, lanjut dia, pada dasarnya kekuasaan itu sebenarnya ada di tangan rakyat, sehingga yang berpindah hanyalah kewenangan untuk melaksanakan kekuasaan rakyat itu.
"Bila ada yang khawatir kehilangan kekuasan, maka dia tidak paham prinsip dasar demokrasi. Karena kekuasan itu tidak hilang, tidak berpindah. Itu ada pada saudara semua, rakyat Indonesia," ujar Anies.
Bukan hanya kali ini saja Anies menyinggung adanya pihak yang takut kehilangan kekuasaan. Sebelumnya, Anies juga mengatakan hal serupa.
Baca Juga: Anies Akui Lawannya Miliki Kekuatan Besar: Kita Yakin Niat Baik akan Buka Pintu Keberhasilan
Anies mengatakan saat berada di Sekretariat Perubahan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Jumat (5/5/2023) lalu. Pada kesempatan itu, Anies mengatakan dalam setiap proses pergantian pemimpin tak ada kekuasaan yang hilang.
“Pemilik kekuasaan di republik ini adalah rakyat. Jadi ini tidak sedang berbicara tentang hilangnya kekuasaan, pindahnya kekuasaan,” ujar Anies.
“Yang berpindah dan berganti itu kewenangan dalam menjalankan kekuasaan.”
Ia menilai dalam demokrasi pergantian kekuasaan merupakan hal yang biasa. Bahkan, proses pembangunan bangsa pun tak bisa hanya melalui perubahan, tapi juga keberlanjutan.
Maka, Anies meminta jangan ada pihak yang merasa paling memegang kendali kekuasaan.
“Kalau ada yang merasa kekuasaan di tangan dirinya, maka dia sedang tidak menghargai prinsip-prinsip dasar dalam sebuah demokrasi,” ucap Anies.
Baca Juga: Jusuf Kalla Minta Jokowi Tak Campuri Urusan Pilpres, Charta Politika: JK Juga Pernah Dukung Anies
Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas.com