> >

Pengamat Politik Islam Sebut Banyak Politisi Lebih Intensif Manfaatkan Lebaran untuk Politik

Politik | 27 April 2023, 06:00 WIB
Pengamat politik Islam Fachry Ali di Satu Meja The Forum, Rabu (26/4/2023), berpendapat politikus lebih intens memanfaatkan momen Lebaran 2023 untuk memberi ucapan selamat dengan background politik. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Pengamat politik Islam Fachry Ali berpendapat, politikus lebih intens memanfaatkan momen Lebaran 2023 untuk memberi ucapan selamat dengan latar belakang atau background politik.

Menurut Fachry, momen Lebaran 2023 tidak jauh berbeda dengan hari raya yang sama di tahun-tahun sebelumnya.

Para politisi, kata dia, sering memanfaatkan momentum tersebut untuk memberikan ucapan selamat Lebaran.

“Sebenernya sama aja, sih (dengan Lebaran tahun-tahun sebelumnya),” kata dia dalam dialog Satu Meja The Forum, Kompas TV, Rabu (26/4/2023).

“Kalau bulan puasa yang lalu dan Lebaran 2022 kan juga dimanfaatkan oleh para politisi kan, untuk mengucapkan selamat Lebaran segala macam, tapi dengan background politik, partai politik maksudnya, gitu. Sekarang lebih intensif,” imbuhnya.

Baca Juga: Pengamat Politik: 2024 Bukan Hanya Kompetisi Antarcapres tapi King Maker juga, Termasuk Jokowi

Maksudnya, lanjut Fachry, Lebaran dijadikan momen untuk mengungkapkan aktivitas politik yang relatif lebih religius.

“Jadi maksudnya, Lebaran itu adalah sebuah momen untuk mengungkapkan sebuah aktivitas politik yang relatif lebih religius dibandingkan ketika pada waktu puasa.”

“Jadi, dalam konteks sosiologis semacam ini, Lebaran itu sesuatu yang lebih rilis dibandingkan dengan saat puasa,” tegasnya.

Sebelumnya, dalam dialog yang sama, budayawan Eros Djarot berpendapat bahwa banyak orang yang tidak paham substansi Lebaran dan bulan Ramadan.

Menurutnya, substansi dari Ramadan hilang, dalam artian setelah berkonsentrasi beribadah selama satu bulan, puncaknya adalah Lebaran.

Baca Juga: Pengamat Politik Sebut Dukungan PPP ke Ganjar Pranowo Bukti Koalisi Indonesia Bersatu Rawan Goyah

“Menurut saya, substansinya kok hilang. Artinya itu kita konsentrasi satu bulan ini,  puncaknya yaitu Lebaran,” ujar Eros Djarot.

Padahal, kata Eros, substansi Ramadan seharusnya setelah itu, sekaligus menjadi pembuktian apakah kita paham dengan bulan Ramadan yang telah dilewati.

“Sepanjang pengetahuan saya, sejak Orde Baru sampai sekarang itu hampir sama, nggak dipahami. Jadi nggak dipahami, substansinya kan, satu, empati terhadap orang yang miskin.”

 

 

 

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU