> >

Ganjar Bacapres, Pengamat Ungkap Kesuksesan Lobi Jokowi, Ingatkan Soal Israel, Wadas dan Medsos

Rumah pemilu | 21 April 2023, 17:06 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memastikan program perbaikan jalan dan jembatan di sejumlah titik di wilyahnya akan selesai pada H-10 lebaran 2023. (Sumber: -)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pengamat politik Universitas Jember Hermanto Rohman angkat bicara menanggapi dipilihnya Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, sebagai bakal calon presiden atau capres dari PDI Perjuangan atau PDIP.

"Akhirnya Megawati mengumumkan capres PDIP Ganjar Pranowo,” kata Hermanto dalam keterangannya pada Jumat (21/4/2023).

Baca Juga: Megawati ke Kader: Perjuangkan Ganjar Sebagai Bakal Capres di Pilpres 2024 dengan Disiplin

“Yang menarik pengumuman itu disampaikan secara daring dan didampingi langsung oleh Joko Widodo (Jokowi) dalam kapasitasnya sebagai presiden dan promotor Ganjar Pranowo.”

Menurut Hermanto, ditunjuknya Ganjar Pranowo sebagai bakal capres dari PDIP menunjukkan kesuksesan Jokowi melobi Megawati Soekarnoputri dan Puan Maharani.

"Indikasinya kuat bahwa itu adalah bagian dari hasil kesuksesan lobi pertemuan Jokowi sebagai presiden dengan Megawati dan juga elit partai terutama Puan Maharani untuk mempromosikan agar PDIP memutuskan pencapresan Ganjar Pranowo," tuturnya.

Namun demikian, Hermanto menyoroti sisi negatif tentang dipilihnya Ganjar Pranowo sebagai bakal capres PDIP) pada Pemilu Presiden 2024, yang kemungkinan akan menjadi batu sandungan.

Terlebih ketika melihat pidato yang disampaikan Jokowi saat pencapresan, yakni menekankan keberlanjutan pemerintahan terutama dalam kepentingan global selain masalah kerakyatan.

Baca Juga: Dipilih Megawati sebagai Bakal Capres di Pilpres 2024, Ganjar Sampaikan Terima Kasih ke Puan

Menurutnya, hal tersebut menjadi titik lemah Ganjar Pranowo yang memang belum ada indikasi pengkaderan ke arah sana.

Apalagi, prestasi Ganjar Pranowo selama memimpin Jawa Tengah dinilai belum memuaskan. Bahkan, pencapaiannya sebagai gubernur kalah dibandingkan Khofifah yang memimpin Jawa Timur.

Selain itu, lanjut Hermanto, rekam jejak Ganjar juga diniali buruk karena mempunyai persoalan terkait kasus Wadas dan Rembang.

"Dalam kebijakan pemerintahan sebetulnya prestasi Ganjar Pranowo tidak mencolok karena masih kalah dengan Khofifah sebagai Gubernur Jatim karena Ganjar juga masih punya track record yang buruk kaitan kasus Wadas dan Rembang," katanya.

Walau begitu, Hermanto menuturkan, ada hal positif dari penunjukan Ganjar Pranowo sebagai bakal Capres PDIP. 

Baca Juga: Megawati Pakaian Kopiah ke Ganjar Pranowo Usai Tunjuk Jadi Bakal Capres PDIP, Ini Artinya

Hal tersebut tertutupi keberhasilan Ganjar membangun citra figur yang merakyat dan membaur sebagaimana yang beredar dalam konten media sosialnya.

"Sikap Ganjar yang menolak kedatangan timnas Israel hingga batalnya menjadi tuan rumah Piala Dunia itu merupakan ujian baginya sebagai kader PDIP yang menguatkan loyalitas sebagai petugas partai,” ujarnya.

 

Namun, hal itu ternyata berdampak mengurangi elektabilitas Ganjar. Apabila dilihat dari survei, lanjut dia, tren popularitas Prabowo malah naik, maka bisa jadi para pihak yang kecewa dengan sikap Ganjar tersebut bisa bergeser ke figur Prabowo.

"Kalau saya menilai bahwa king maker-nya adalah Jokowi, apakah beliau akan mendukung all out Ganjar sebagai petugas partai atau ada pilihan lainnya," ujarnya.

Seperti diketahui, Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri secara resmi menetapkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai bakal capres yang diusung PDIP dalam Pilpres 2024 mendatang.

Baca Juga: Ganjar Resmi Jadi Bakal Capres PDIP, Puan Maharani Ditunjuk Jadi Ketua Tim Pemenangan

Sementara itu, pengajar komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga menilai, penunjukkan Ganjar memperlihatkan bahwa Megawati tetap memilih capres berdasarkan elektabilitas. Padahal selama ini petinggi PDIP kerap menyatakan eletabilitas tidak menjadi faktor utama untuk memutuskan capres dari PDIP.

Bahkan, kata Jamiluddin,  Sekjen PDIP Hasto kerap menyatakan, partainya tidak akan mengusung calon hanya berdasarkan elektoral dan pencitraan. Pernyataan itu rupanya tidak terbukti sama sekali.

"Suka tidak suka, Ganjar sosok yang dibesarkan oleh medsos. Berbekal medsos Ganjar mengumbar pencitraan. Hal itu juga pernah dikritik Puan dan petinggi PDIP lainnya," ujarnya.

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU