> >

Soal Wacana Koalisi Besar, Demokrat: Jika Anies Dirasa Lawan Berat, Mari Berkompetisi secara Jurdil

Rumah pemilu | 9 April 2023, 15:41 WIB
Juru bicara DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra di DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat, Kamis (29/9/2022). (Sumber: Fadel Prayoga/Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Partai Demokrat menanggapi wacana pembentukan koalisi besar yang menggabungkan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR).

Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra dalam keterangannya, Minggu (9/4/2023), menyebut pihaknya menghormati hal tersebut.

Bahkan, jika pun ada dugaan bahwa pembentukan koalisi besar tersebut untuk menyaingi Anies Baswedan di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, Herzaky menyebut itu hak mereka.

Menurutnya, pembentukan koalisi besar itu lebih mulia jika tujuannya memang untuk bersaing dengan Anies di Pilpres 2024.

"Jika memang dirasa Anies Baswedan dan trio Demokrat-Nasdem-PKS dalam Koalisi Perubahan merupakan lawan berat untuk Pilpres 2024, mari kita ajukan calon jagoan kita masing-masing. Lalu, berkompetisi secara jujur dan adil. Biarkan rakyat yang menilai," kata Herzaky, Minggu, dikutip Tribunnews.com.

Ia juga menyebut komunikasi dan silaturahmi merupakan bagian penting dalam menjaga situasi nasional tetap kondusif.

Baca Juga: Wacana Koalisi Besar Parpol, PDIP Lebih Memilih Kerja Sama, Bukan Koalisi!

"Komunikasi dan silaturahmi merupakan bagian penting dalam menjaga suasana dan situasi nasional tetap kondusif. Sehingga bangsa ini tidak mudah dipecah belah dengan hoax dan fitnah," ucap

Menurutnya, Partai Demokrat lebih mengapresiasi upaya yang dilandasi semangat berkompetisi, dibanding upaya penjegalan yang inkonstitusional.

"Jauh lebih bermartabat dibandingkan berupaya menjegal Anies Baswedan atau Koalisi Perubahan untuk bisa mendaftarkan Anies Baswedan sebagai capres beserta cawapresnya di Pilpres 2024, dengan segala macam cara," kata dia.

"Intimidasi lah, tekanan lah, bahkan sampai upaya hukum yang tak bermoral dan di luar kepantasan, seperti berupaya merampas Partai Demokrat yang dilakukan KSP Moeldoko," sambung Herzaky.

Baca Juga: Pengamat Sebut PDIP bakal Sangat Diuntungkan jika Gabung Koalisi Besar, Begini Penjelasannya

Koalisi Besar

Seperti diketahui, partai-partai politik pendukung pemerintahan Jokowi sebelumnya telah membentuk koalisi sendiri-sendiri. Partai Golkar, PAN, dan PPP mendeklarasikan pendirian Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Kemudian Partai Gerindra dan PKB membentuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR).

Belakangan ini mencuat isu KIR dan KIB akan melebur menjadi koalisi besar.

Wacana koalisi besar itu juga dilayangkan Presiden Jokowi usai bertemu dengan lima ketua umum partai dalam acara silaturahmi Ramadan di Kantor DPP PAN, Jakarta, Minggu, 2 April 2023.

Presiden Jokowi merespons positif wacana lima partai tersebut membentuk koalisi besar.

"Cocok," kata Jokowi singkat.

Meski begitu, Jokowi tetap menyerahkan hal tersebut kepada para ketua umum (ketum) parpol yang berada di dua koalisi tersebut.

"Saya hanya bilang cocok. Terserah kepada ketua-ketua partai atau gabungan ketua partai. Untuk kebaikan negara untuk kebaikan bangsa untuk rakyat, hal yang berkaitan bisa dimusyawarahkan itu akan lebih baik," jelasnya.

 

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Tribunnews.com


TERBARU