Lakukan Ini, Bisa Cegah Diabetes Tipe 2 untuk Anak dan Remaja Tanpa Pengobatan
Kesehatan | 15 Maret 2023, 15:35 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Penyakit diabetes tipe 2 yang mulai menjangkiti anak-anak dan remaja dapat dicegah tanpa pengobatan.
Sekitar 10 menit aktivitas fisik setiap hari dapat menunda timbulnya diabetes tipe 2 dan memperlambat perkembangannya pada masa muda.
Hal itu diungkap oleh penelitian terbaru di Kanada yang menemukan aktivitas fisik dan perilaku menetap berdampak pada risiko diabetes tipe 2 pada individu yang berisiko selama masa anak-anak dan remaja.
Temuan tersebut tertuang dalam laporan penelitian di jurnal The Lancet Child and Adolescent Health dengan penulis pertama Soren Harnois-Leblanc, epidemiolog dari Faculty of Medicine, Université de Montréal yang terbit pada Selasa (14/3).
Para peneliti menggunakan data anak-anak keturunan Eropa Barat dengan riwayat obesitas orangtua.
Mereka dievaluasi pada usia 8-10 tahun, 10-12 tahun, serta 15-17 tahun di Québec, Kanada.
Selama evaluasi, para peneliti juga mengukur tiga hal melalui kuesioner. Pertama, aktivitas fisik sedang hingga kuat. Kedua, waktu tidak bergerak dengan akselerometri. Ketiga, waktu menatap layar di telepon pintar atau televisi.
Baca Juga: Waspada! Diabetes yang Tidak Terkontrol Bisa Sebabkan Kanker, Ini Penjelasannya
”Hanya dengan 10 menit aktivitas fisik sedang hingga berat per hari, kami melihat penurunan risiko yang terkait dengan perkembangan diabetes tipe 2 pada anak-anak berisiko,” kata Leblanc dilansir dari Kompas.id.
Menurut temuan ini, mengurangi waktu duduk satu jam sehari juga menawarkan manfaat yang sama.
”Waktu berselancar di layar monitor, baik itu televisi, video game, atau media sosial, sangat berbahaya, tetapi juga lebih mudah dihindari daripada waktu duduk yang berhubungan dengan transportasi, misalnya," kata Mélanie Henderson, peneliti senior dari Research Center of Centre Hospitalier Universitaire Sainte-Justine, Montréal, yang terlibat kajian ini.
"Tidak semua kebiasaan duduk memiliki dampak yang sama pada kesehatan kardiometabolik,” ujarnya.
Para peneliti mengakui, mengubah kebiasaan gaya hidup seseorang mungkin sulit. Sebab, tubuh memiliki mekanisme bawaan untuk mempertahankan bobot tertingginya sehingga sangat sulit untuk menurunkan berat badan.
Oleh karena itu, tindakan lebih awal penting bagi anak-anak dan remaja yang memiliki riwayat keluarga obesitas.
Baca Juga: Waspada, IDAI Merilis Data Diabetes pada Anak Meningkat 70 Kali Lipat, Tersebar di 13 Kota Besar
”Ada kebutuhan mendesak untuk mengembangkan dan menerapkan kebijakan pencegahan obesitas yang ditujukan untuk mempromosikan aktivitas fisik dan mengurangi perilaku menetap untuk mencegah diabetes pada populasi yang rentan sejak dini,” kata Mélanie.
Penelitian ini mengevaluasi 630 anak usia 8-10 tahun pada juli 2014 dan Desember 2008.
Lalu, 564 anak usia 10-12 tahun pada Juli 2007 dan Maret 2011. Kemudian, 377 anak usia 15-17 pada September 2012 dan Mei 2016.
Data anak-anak tersebut diolah peneliti dari kohort Quebec Adipose and Lifestyle Investigation in Youth (QUALITY).
Hasil penelitian ini menunjukkan, perkiraan rata-rata manfaat untuk aktivitas fisik sedang hingga kuat adalah 5,6 persen pada sensitivitas insulin dan –3,8 persen pada sekresi insulin fase kedua per 10 menit peningkatan harian dari usia 8-10 tahun hingga usia 15-17 tahun.
Dampak rata-rata untuk waktu duduk dan waktu di depan layar yang dilaporkan menghasilkan penurunan sensitivitas insulin –8,2 persen dan –6,4 persen, peningkatan sekresi insulin fase kedua (masing-masing 5,9 persen dan 7 persen, dan glikemia puasa yang lebih tinggi (0,03 mmol/L dan 0,02 mmol/L) per jam harian tambahan dari usia 8–10 tahun hingga 15–17 tahun.
Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas.id