Puluhan Pejabat Kemenkeu Disebut Rangkap Jabatan, Bergaji Fantastis, Sarat Konflik Kepentingan
Peristiwa | 8 Maret 2023, 10:09 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Seknas Fitra) menyebut 39 pejabat Kementerian Keuangan (Kemenkeu) merangkap jabatan menjadi komisaris di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan anak usahanya.
Tim Advokasi dan Kampanye Seknas Fitra Gulfino Guevarrato menjelaskan pejabat Kemenkeu yang melakukan rangkap jabatan berasal dari eselon I dan II, termasuk Wakil Menteri Keuangan, Direktur Jenderal, hingga Kepala Biro.
"Pantauan Seknas Fitra, setidaknya 39 pegawai Kemenkeu dari eselon I dan II yang merangkap jabatan. Mayoritas menjadi Komisaris di BUMN dan anak perusahaan BUMN," kata Gulfino dalam keterangan tertulis yang dikutip Rabu (8/3/2023) seperti dilansir dari Kompas.com.
Baca Juga: Eks Pejabat Bea Cukai Eko Darmanto Bantah Pamer Harta di Medsos
Selain itu Seknas Fitra juga menyoroti penghasilan yang diterima sebagai komisaris BUMN terbilang "fantastis" ketimbang gaji aparatur sipil negara (ASN).
Sebagai contoh jabatan setingkat dirjen menerima total gaji dan tunjangan berkisar Rp 90,5 juta-Rp 123,3 juta per bulan.
Berbanding jauh dari yang didapat sebagai komisaris BUMN yakni paling rendah Rp 113,3 juta per bulan dan tertinggi mencapai Rp 2,8 miliar per bulan.
Rangkap jabatan yang terjadi saat ini menurut Seknas Fitra sarat dengan konflik kepentingan. Jika dibiarkan konflik tersebut berpotensi berakibat pada penyalahgunaan wewenang oleh pejabat negara.
Baca Juga: Rekomendasi Audit Itjen Kemenkeu: Pecat Rafael Alun, Terbukti Melanggar Disiplin Berat
"Konflik kepentingan jika tidak dicegah bisa menjadi pintu masuk bagi praktik KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme), yang akan merugikan lebih banyak pihak," kata Gulfino.
Seknas Fitra mendesak Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menetapkan status pejabat yang rangkap jabatan dan mendapatkan gaji ganda.
Hal ini mengkhawatirkan karena berpotensi mengundang konflik kepentingan. Padahal Kemenkeu adalah pengurus keuangan negara yang menetapkan Penyertaan Modal Negara pada BUMN.
"Pegawai Kemenkeu yang rangkap jabatan harus mundur dan fokus pada peningkatan kinerja dan pelayanan publik di Kemenkeu sesuai dengan tugas dan fungsi lembaga," ujarnya.
Ini 39 pejabat Kemenkeu yang rangkap jabatan menurut data dari Seknas Fitra
- Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara: Wakil Komisaris Utama PT PLN (Persero)
- Sekretaris Jenderal, Heru Pambudi: Komisaris PT Pertamina (Persero)
- Direktur Jenderal Anggaran, Isa Rachmatarwata: Komisaris PT Telkom
- Direktur Jenderal Pajak, Suryo Utomo: Komisaris PT SMI
- Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Askolani: Komisaris BNI
- Direktur Jenderal Kekayaan Negara, Rionald Silaban: Komisaris Bank Mandiri
- Direktur Jenderal Perbendaharaan, Astera Primanto Bhakti: Komisaris PT Semen Indonesia Group
- Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan, Luky Alfirman: Komisioner Lembaga Simpan Pinjam (Bukan BUMN)
- Inspektur Jenderal Kemenkeu, Awan Nurmawan Nuh: Komisaris PT Penjamin dan Infrastruktur
- Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Febrio Nathan Kacaribu: Komisaris PT Pupuk Indonesia
- Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Andin Hadiyanto: Komisaris BTN
- Staff Ahli Organisasi, Reformasi Birokrasi dan Teknologi Informasi, Sudarto: Komisaris Pegadaian
- Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Suminto: Ketua Komite Remunerasi dan Nominasi Indonesia Exim Bank
- Staf Ahli Bidang Pengawasan Pajak, Nufransa Wira Sakti: Komisaris Utama di PT Sarana Multigriya Finansial
- Staf Ahli Bidang Kepatuhan Pajak, Yon Arsal: Komisaris PT Indonesia Infrastructure Finance
- Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Made Arya Wijaya: Komisaris PT Biofarma
- Staf Ahli Bidang Hukum dan Hubungan Kelembagaan, Rina Widiyani Wahyuningdyah: Komisaris PT Sarana Multigriya Finansial/SMF
- Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan, R. Wiwin Istanti: Komisaris PTPN VII
- Kepala Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan, Ari Wahyuni: Komisaris Jamkrindo
- Kepala Biro Hukum, Arief Wibisono: Wakil Presiden Komisaris PT PON (Petra Oxo Nusantara)
- Kepala Biro Advokasi, Tio Serepina Siahaan: Komisaris Utama PT Geodipa Energi
- Kepala Biro Sumber Daya Manusia, Rukijo: Komisaris PT Mass Rapid Transit Jakarta (PT MRT Jakarta)
- Kepala Biro Umum, Sugeng Wardoyo: Komisaris PT Pelayaran Bahtera Adhiguna
- Kepala Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan, Hidayat Amir: Komisaris PT Angkasa Pura I
- Tenaga Pengkaji Bidang Pengelolaan Kekayaan Negara, Agung Kuswandono: Komisaris PT Biro Klasifikasi Indonesia
- Direktur Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Rofyanto Kurniawan: Komisaris PT ASABRI
- Direktur Anggaran Bidang Perekonomian dan Kemaritiman, Chalimah Pujiastuti: Komisaris PT POS
- Sekretaris DJKN, Dedy Syarif Usman: Komisaris PT Waskita Karya TBK
- Direktur Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN), Encep Sudarwan: Komisaris Askrindo
- Direktur Anggaran Bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan dan Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara, Dwi Pudjiastuti Handayani : Komisaris Indonesia Re
- Direktur Penerimaan Negara Bukan Pajak Kementerian/Lembaga, Wawan Sunarjo: Komisaris PT Surveyor Indonesia
- Direktur Sistem Penganggaran, Lisbon Sirait: Anggota Dewan Pengawas LLP-KUKM
- Inspektur V, Sudarso: Komisaris PT Barata Indonesia
- Direktur Kekayaan Negara Dipisahkan, Meirizal Nur: Komisaris Indosat
- Direktur Lelang, Joko Prihanto: Komisaris PT Karabha Digdaya (bukan BUMN)
- Sekretaris Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, Mariatul Aini: Komisaris PT Penjamin dan Infrastruktur
- Direktur Kapasitas Pelaksana Transfer, Bhimantara Widyajala: Komisaris PT Indonesia Infrastructure Finance
- Direktur Pengelolaan Risiko Keuangan Negara, Heri Setiawan: Komisaris PT Geo Dipa Energi
- Kepala Pusat Kebijakan Sektor Keuangan (PKSK), Adi Budiarso: Komisaris PT SUCOFINDO.
Penulis : Danang Suryo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV